Jumat 01 Mar 2019 15:49 WIB

Kompetisi Film Indie Jaring Karya Sineas Muda

Rangkaian kompetisi film telah dimulai sejak November 2018.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Film bioskop.
Foto: Wikimedia
Film bioskop.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak hadir pada 2007, Lingkar Alumni Indie Movie atau LA Indie Movie (LAIM) mewadahi sineas muda menuangkan ide melalui medium film pendek. Selepas vakum selama dua tahun, LAIM kini hadir kembali dengan konsep yang semakin kekinian.

Perwakilan LAzone.id selaku penyelenggara, Novrizal, menjelaskan bahwa LAIM mengajak untuk menyelami proses produksi film dari hulu ke hilir. Mulai tahap penulisan naskah, penyutradaraan, pengambilan gambar, penyuntingan, hingga eksibisi dan distribusi.

Baca Juga

“LA Indie Movie menjadi jalan pembuka bagi mereka yang mempunyai passion di dunia perfilman, ingin mengasah skill-nya, dan berkeinginan terus kreatif berkarya menghasilkan film pendek," ujar Novrizal.

Rangkaian LAIM 2019 telah dimulai sejak November 2018 dengan program LA Indie Movie Meet Up at Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF). Kegiatan tersebut menghadirkan program berbagi ilmu bersama para pakar serta praktisi perfilman.

Berlanjut dengan "Story Competition" untuk mencari ide cerita orisinal dan menarik dengan tema "Viral" yang akan dikembangkan menjadi skenario film pendek. Pendaftaran kompetosi telah dibuka mulai 27 November 2018 dan ditutup pada 24 Maret 2019.

Cerita yang terpilih akan mendapat kesempatan difilmkan oleh tim sineas yang dijaring melalui program "Filmmaker Hunt". Proyek film diproduseri oleh sineas kenamaan Indonesia seperti Ifa Isfansyah, Ismail Basbeth, dan Adhyatmika.

Hasil karya selanjutnya didistribusikan melalui festival dan platform digital seperti Iflix, Viddsee, dan HOOQ. Pemilihan platform digital sebagai medium distribusi film LA Indie Movie 2019 sejalan dengan tema yang diusung yaitu "Your Movie Goes Digital".

Direktur Festival LA Indie Movie 2019, Rina Damayanti, menyebut tema tersebut sebagai respons atas terintegrasinya dunia digital dalam keseharian. Berkembangnya teknologi membuka peluang dan tantangan baru, termasuk dalam kreativitas dan medium distribusi film.

"Bagaimana para pembuat film menangkap tantangan era digital sebagai ruang baru kreativitas dan juga platform distribusi ide dan karya tanpa batas," ungkap Rina melalui pernyataan resminya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement