REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menyebut angka deflasi 0,08 persen pada Februari 2019 telah mencerminkan harga-harga yang terkendali. Hal ini juga sejalan dengan survei pemantauan harga yang dilakukan regulator.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan berbagai pihak untuk menunjukkan harga yang terkendali. “Semua komoditas bahan makanan mengalami penurunan seperti daging ayam, cabai merah, telur dan bawang serta administered price terkendali," ujarnya di Gedung BI, Jumat (1/3).
Sebelumnya Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan deflasi tersebut terjadi karena adanya penurunan harga pangan. Komponen yang memberikan andil deflasi yaitu kelompok bahan makanan.
Daging ayam ras memiliki andil deflasi 0,06 persen, cabai merah 0,06 persen, telur ayam ras 0,05 persen, bawang merah 0,04 persen, cabai rawit 0,02 persen, dan beberapa komoditas lain seperti ikan segar, wortel, jeruk yang masing-masing memberikan andil 0,01 persen.
Sementara, itu, beras, mie kering instan, dan bawang putih juga memberikan andil inflasi masing-masing hanya 0,01 persen. Selanjutnya, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau memberi andil paling tinggi untuk inflasi, yakni 0,06 persen dengan tingkat inflasi 0,31 persen.
Yunita menambahkan deflasi sebesar 0,08 persen dengan disertai indeks harga konsumen (IHK) 135,71 persen. "Dari 82 kota IHK, 69 kota mengalami deflasi dan 13 kotamengalami inflasi," tutur Yunita.