REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK SELATAN -- Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan Novirman memastikan semua korban luka karena gempa tektonik di Solok Selatan (Solsel) kemarin, Kamis (28/2), ditangani dengan baik di beberapa fasilitas kesehatan umum. Novirman menjamin semua pasien tidak akan dipungut biaya alias gratis.
"Semua pasien digratiskan. Tanpa kecuali," kata Novirman, Jumat (1/3).
Hingga sore ini, korban luka-luka oleh gempa tektonik yang mengguncang Kabupaten Solok Selatan telah mencapai 55 orang. Para pasien korban ini tersebar di Puskesmas Mercu, Puskesmas Abai, Puskesmas Talunan, Puskesmas Bidar Alam dan di RSUD Solok Selatan.
Laporan dari BPBD Solok Selatan, masyarakat Kabupaten Solsel masih trauma untuk kembali ke rumah masing-masing pasca gempa bumi. Masyarakat masih tinggal di tenda-tenda pengungsian. Apalagi banyak rumah masyarakat yang mengalami kerusakan seperti dinding retak.
Terdapat 200 jiwa dari 45 kepala keluarga (KK) harus menginap di pengungsian yang dibangun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang bekerja sama dengan pemerintah setempat.
200 pengungsi ini berasal dari Kecamatan Sangir Balai Janggo yang menjadi titik terparah gempa kali ini. 16 KK dengan 88 jiwa dari Nagari Sungai Kunyit, 17 KK dengan 74 jiwa dari Nagari Sikunyit Barat, 7 KK dengan 30 jiwa dari Nagari Talunan, dan 2 KK dengan 8 jiwa dari Nagari Talao. Posko utama saat ini berdiri di kantor Camat Sangir Balai Janggo. Beberapa posko lainnya disebar di beberapa titik.