REPUBLIKA.CO.ID, BAKAN -- Alat berat terus maksimalkan untuk membuka akses menuju lokasi tertimbunnya puluhan penambang emas di areal Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Jumat. Para penambang telah terkubur sejak Selasa (26/2) malam.
"Setelah jalur terbuka menggunakan alat berat kami segera melakukan langkah-langkah terbaik," kata Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP atau Basarnas) Marsdya TNI Bagus Puruhito, di Bakan.
Bagus mengatakan, pencarian korban tambang longsor melibatkan tim dari Basarnas, TNI-Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan masyarakat. Ia menjelaskan jumlah anggota yang diturunkan sudah mencukupi.
Menurut Bagus, penambahan personel justru dikhawatirkan akan membahayakan. Apalagi kondisi tanah di sekitar lokasi tempat evakuasi tergolong rawan.
"Kami bekerja optimal, memaksimalkan yang kami miliki dalam melaksanakan tugas kemanusiaan ini," ujarnya.
Tim SAR gabungan, menurut Bagus, bekerja pagi, siang, dan malam hari. Mereka terus bekerja tanpa mengabaikan keselamatan ketika berada di titik evakuasi.
"Berhati-hatilah ketika melakukan proses evakuasi," katanya.
Saat ini jumlah tim SAR gabungan yang melaksanakan tugas kemanusiaan berjumlah 505 orang yang terdiri dari Basarnas (50 orang), TNI (60 orang), Polri (200 orang), BPBD Bolmong (15 orang), Dinkes Bolmong (30 orang), tim JRBM (50 orang), Orari (lima orang), PMI Bolmong (10 orang), serta masyarakat (100 orang).
Memasuki hari kelima penanganan korban longsor PETI di desa Bakan, tim SAR gabungan telaah mengevakuasi sebanyak 28 korban. Di antara korban, sebanyak 20 orang selamat dan delapan orang meninggal dunia.