REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Suhud Alyuddin, menilai dukungan beberapa keluarga Uno di Gorontalo kepada pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin sengaja dikapitalisasi untuk menurunkan martabat (downgrade) pasangan Prabowo-Sandi. Seolah-olah, ia mengatakan, Sandi sebagai cawapres tidak didukung pihak keluarganya sendiri.
Suhud meyakini kapitalisasi dukungan keluarga Uno tersebut tidak akan menggerus suara Prabowo-Sandi. Bahkan, Suhud menilai upaya itu gagal dan dukungan rakyat justru semakin besar kepada pasangan Prabowo-Sandi.
Sebab, masyarakat bisa menilai sendiri dan sudah terbukti yang mengaku sebagai bagian dari keluarga Sandi itu ternyata caleg partai pendukung petahana. "Bagi kami, perbedaan pilihan politik merupakan hal yang biasa dan yang tidak boleh adalah melakukan intimidasi atau menggunakan cara politik uang untuk mengarahkan atau menggalang dukungan," katanya di Jakarta, Jumat (1/3).
Suhud pun mengajak semua pihak untuk berpolitik secara sehat dan cerdas serta fokus pada politik gagasan dan bukan mengkapitalisasi kabar dukungan yang hanya dilakukan segelintir orang tersebut. "Mari fokus pada politik gagasan dan jangan lagi menggunakan propaganda politik yang tidak mendidik rakyat," kata Suhud.
Sebelumnya saat silaturahim Tim Kampanye Daerah dengan Jokowi pada Kamis (28/2) malam, seseorang yang mengaku kerabat cawapres 02 Sandiaga Uno, Rudi Hartono Uno, menyampaikan dukungannya kepada Jokowi. Dia mengapresiasi kinerja calon presiden pejawat itu saat memimpin Indonesia selama hampir lima tahun.
Indonesia akan menyelenggarakan Pemilu pada 17 April 2019, antara lain memilih anggota legislatif dan presiden. Terdapat dua pasang capres dan cawapres yakni nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, serta nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.