REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi Ma'ruf menyebut, pidato yang disampaikan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono disebabkan karena adanya aspirasi tersumbat. Tepatnya tersumbat di kubu koalisi pendukung Capres 02 Prabowo Subianto.
"Tentu saja mungkin ada aspirasi yang tersumbat ya di pasangan 02, sehingga Pak AHY harus melakukan pidato politik," kata Hasto saat melepas rombongan tur Amisbat di Jalan Tol Lintas Sumatra, Bandar Lampung, Sabtu (2/3).
Dalam pidatonya, Agus tidak menyebut nama capres dan cawapres manapun, paslon 01 Jokowi Ma'ruf maupun paslon 02 Prabowo-Sandi. Kendati demikian, Hasto menilai pidato yang disampaikan AHY tetap mengandung makna yang positif.
"Selama itu untuk kepentingan bangsa dan negara, selama itu mencerahkan, selama itu membangun peradaban bagi bangsa dan negara. Kami menilai itu merupakan hal yang positif," ujar Sekretaris Jenderal PDIP itu.
Dalam pidato politiknya setelah ditunjuk sebagai pemimpin pemenangan Partai Demokrat, tak sekalipun Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut nama Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, apalagi Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Dalam pidato politik yang berdurasi sekitar 30 menit itu, AHY justru hanya memberikan rekomendasi kepada presiden terpilih dalam Pemilu 2019 tanpa menyebut nama capres dan cawapres.
Pidato berjudul Rekomendasi Partai Demokrat untuk Presiden Indonesia mendatang itu dibacakan secara lugas oleh AHY. Tiga hal pokok yang dia sampaikan pada Jumat (1/3) itu di antaranya tantangan Indonesia 2019-2024 dalam perspektif dunia internasional dan nasional, persoalan dan aspirasi rakyat, serta solusi dan kebijakan yang ditawarkan Demokrat, serta ajakan Demokrat menyikapi perkembangan situasi sosial politik dewasa ini.
"Nasib dan masa depan sebuah negara ditentukan oleh bangsa itu sendiri. Makin kokoh persatuan kita, makin cepat kita mencapai kejayaan bangsa," kata dia dalam pidato politiknya di Djakarta Theater, Jumat (1/3).