REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pergelaran Jogja Heboh 2019 berakhir pada 28 Februari kemarin. Event tahunan tersebut dinilai meningkatkan perekonomian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Ketua Panitia Jogja heboh 2019, HR Gonang Djuliastono mengatakan, melalui transaksi yang terjadi di Jogja Heboh 2019, mengurangi inflasi yang ada di DIY. Bahkan, DIY mengalami deflasi sekitar 0,008 persen selama satu bulan kegiatan ini digelar. 

"Ini hal yang paling baik. Kita sudah berkoordinasi dengan BI, apakah ini menjadikan suatu pegangan bagi kita untuk jangka panjang agar ekonomi kita terus meningkat," kata Djuliastono . 

Ia menjelaskan, dari sisi okupansi hotel juga mengalami kenaikan dibanding Januari 2019. Sebab, banyak wisatawan yang datang ke DIY pada Februari untuk menyaksikan kegiatan ini. 

Selain itu, dari sektor transportasi pun juga mengalami peningkatan. Baik dari angkutan udara maupun darat. Peningkatannya pun mencapai 108 persen untuk angkutan kereta api. 

"Karena selama satu bulan, PT KAI juga memberikan diskon khusus kepada pengunjung atau orang yang datang ke DIY, dengan diskon 10 persen," ujarnya. 

Untuk itu, ia pun berharap pemerintah terus mendukung acara ini. Juga dengan penyelenggaraan pada 2020 mendatang. 

Sehingga, meningkatkan perekonomian guna mensejahterakan masyarakat. Dan tentunya turut meningkatkan pariwisata DIY. 

"Sehingga bisa menjadikan event tingkat nasional dan internasional," katanya. 

Jogja Heboh 2019 digelar selama satu bulan penuh, mulai dari 1 hingga 28 Februari. Kegiatan ini ditandai dengan pergelaran budaya, seni dan kuliner, promosi paket wisata DIY, promosi harga hotel di DIY hingga great sale di pusat perbelanjaan yang ada di DIY. 

"Mudah-mudahan kegiatan yang telah kita selenggarakan menjadi banyak manfaat bagi kita semua. Dan bermanfaat pada seluruh lapisan masyarakat," jelasnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika