REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perum Perhutani dan Universitas Padjajaran sepakat untuk mengoptimalkan fungsi hutan di Jabar dan Banten. Kesepakatan itu tertuang dalam memorandum of understanding (MOU) yang ditandatangani kedua belah pihak.
Penandatangan MoU tersebut menjadi salah satu sesi dalam kegiatan Kuliah Umum yang menghadirkan pemateri, yakni Dirut Perum Perhutani Denaldy M Mauna dan Dirut PT Pos Indonesia Gilarsi W Setijono. Kegiatannya berlangsung di Graha Sanusi, Kampus Unpad, Jalan Dipatiukur, akhir pekan lalu.
MoU ditandatangani oleh Wakil Rektor Unpad Bidang Kerjasama Dr Keri Lestari yang mewakili Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad, dan Dirut Perum Perhutani Denaldy M. Mauna. Kerja sama dimaksudkan untuk menunjang pelaksanaan tugas kedua pihak, sesuai fungsi dan kewenangan masing-masing.
Kepala Divisi Regional Perhutani Jabar-Banten Oman Suherman, yang turut hadir pada acara tersebut mengatakan, melalui MoU tersebut akan diperkuat kerja sama yang sebelumnya telah terjalin.
Unpad dan Perhutani, sambung dia, sudah melakukan penelitian penanaman pohon stevia di atas lahan seluas satu hektare. Lahan stevia itu berada di BKPH Lembang, KPH Perhutani Bandung Utara.
Melalui MoU terbaru, pihaknya akan mengkaji kerja sama untuk dikembangkan pada sisi komersialnya. ‘’Saat ini sedang ditanam stevia yang ditumpangsarikan dengan tanaman pinus. Untuk optimalisasi kawasan hutannya, ditanami kopi dan stevia,’’ ujar Oman dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (3/3).
Sementara kepentingan Unpad, sambung Oman, yakni menjadikan tanaman stevia untuk kepentingan penelitian. Dengan MoU tersebut, kerja sama Unpad dan Perhutani akan menjadi lebih kuat lagi dan memiliki dasar terkait pengembangannya.
‘’Untuk mengembangkan ke aspek komersial, diperlukan lahan yang lebih luas lagi,’ katanya. Tanaman Stevia, kata Oman, bisa saja diformulasikan sebagai tanaman yang dikerjasamakan dengan masyarakat sekitar hutan.
Selama ini, katanya, Perhutani sudah melaksanakan kerja sama dengan lembaga masyarakat desa hutan dan lembaga lainnya, dalam pengelolaan hutan dengan berbagai komiditas dan bidang usaha. Di antaranya kopi, tanaman obat-obatan dan pengelolaan ekowisata.
Ketua Forum Penyelemat Lingkungan Hidup (FPLH) Thio Setiowekti menambahkan, konsep kerja sama antara kampus dan BUMN tersebut patut dicontoh di daerah lain. Dengan kerja sama tersebut, imbuh dia, maka hutan akan menjadi lumbung ekonomi, tanpa harus menebang pohon kerasnya.
‘’Sudah saatnya hasil hutan non kayu ditumbuhkembangkan agar leuweung heo rahayat ngejo (hutan tetap hijau dan rakyatnya berpenghasilan.RED),’’ tegas Thio. Dia menyatakan, stevia merupakan salah satu komoditas tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi.