REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno menghadiri pameran Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Ahad (3/3). Dalam kesempatan itu, Sandiaga berjanji bakal mengkaji ulang penerimaan pajak buku.
"Kita menerima berbagai masukan itu dan akan upayakan usulan dari masyarakat dan stakeholders perbukuan untuk menghapuskan pajak perbukuan, saya punya komitmen akan hal ini," kata Sandiaga Uno usai mengunjungi pameran Islamic Book Fair (IBF).
Sandi mengatakan bahwa proses perpajakan dalam dunia perbukuan saat ini berbelit-belit. Mulai dari pajak kertas, percetakan, royalti, distribusi, hingga buku sampai ke tangan pembaca. Menurutnya hal itulah yang kemudian mempengaruhi minat baca di masyarakat.
"Bagaimana kita bisa maju bila banyak sekali beban yang harus ditanggung. Dampaknya juga adalah pembeli buku, karena harganya akan menjadi mahal," ujarnya.
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut berkomitmen akan menghapuskan sejumlah pajak, termasuk pajak perbukuan jika dirinya terpilih nantinya. Sebelumnya, Ketua Ikapi DKI Jakarta, Hikmat Kurnia menyampaikan, sedikitnya ada empat macam pajak dari kertas hingga buku sampai ke tangan masyarakat.
Mulai dari pajak kertas yang mencapai 10 persen, pajak percetakan sebesar 10 persen, royalti penulis 15 persen, dan pajak penjualan 10 persen. "Angka ini terlalu besar dan membuat harga buku menjadi mahal," tuturnya kepada Sandiaga.