Ahad 03 Mar 2019 20:40 WIB

Empat Pabrik Hilirisasi di Tanjung Enim Selesai 2022

Pembangunan empat pabrik menelan biaya 1,2 miliar dolar AS.

HILIRISASI BATU BARA: Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri) dan Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri) didampingi Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin (ketiga kiri) melihat hasil konversi batubara berupa Dimethyl Ether (DME) sebagai subtitusi LPG, urea sebagai pupuk dan polypropylene sebagai bahan baku plastik pada pencanangan hilirisasi batubara oleh PTBA di Bukit Asam Coal Based Special Economic Zone (BACBSEZ) Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumsel, Ahad (3/3)
Foto: ANTARA FOTO/Feny Selly
HILIRISASI BATU BARA: Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri) dan Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri) didampingi Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin (ketiga kiri) melihat hasil konversi batubara berupa Dimethyl Ether (DME) sebagai subtitusi LPG, urea sebagai pupuk dan polypropylene sebagai bahan baku plastik pada pencanangan hilirisasi batubara oleh PTBA di Bukit Asam Coal Based Special Economic Zone (BACBSEZ) Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumsel, Ahad (3/3)

REPUBLIKA.CO.ID, MUARAENIM -- Empat pabrik akan dibangun di kawasan ekonomi khusus batu bara milik PT Bukit Asam (PTBA) atau yang dikenal dengan 'Bukit Asam Coal Based Special Economic Zone (BACBSEZ). Pabrik itu akan dibangun di kawasan seluas 300 hektare Tanjung Enim, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan, dengan target selesai November 2022.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan Arifin mengatakan pabrik yang akan dibangun adalah pabrik gasifikasi batubara. Pabrik ini akan mengubah batu bara kalori rendah menjadi syngas. 

Baca Juga

Tiga pabrik lainnya yakni pabrik hilirisasi produk batu bara. Tiga pabrik itu yakni pabrik pengolahan syngas menjadi dimethyl ether (dme) untuk menghasilkan elpiji bekerja sama dengan PT Pertamina, pabrik pengolahan syngas menjadi urea untuk menghasilkan pupuk berkerja sama dengan PT Pupuk Sriwijaya, dan pabrik pengolahan syngas menjadi polypropylene sebagai bahan baku plastik bekerja sama dengan perusahaan swasta Chandra Asn.

Arviyan mengatakan pencanangan ini merupakan tindak lanjut head of agreement tiga perusahaan pada 2018 yang bersepakat untuk memulai hilirisasi batubara. "Pencanangan ini dilakukan tepat dengan peringatan 100 tahun keberadaan PT Bukit Asam di Tanjung Enim," kata dia, Ahad (3/3).

Melalui proses hilirisasi ini diharapkan dapat dihasilkan 500 ribu ton urea per tahun, 400 ribu dme per tahun dan 450 ribu polypropylene per tahun. Menurutnya, target ini sangat mungkin dicapai karena hanya membutuhkan sekitar tujuh juta ton batu bara kalori rendah. Sementara, ketersediaan di Tanjung Enim mencapai delapan miliar ton.

Oleh karena itu, proyek peningkatan nilai tambah batu bara ini suatu keniscayaan yang sangat layak diperjuangkan meski kali pertama di Tanah Air. Bahkan, dengan adanya kegiatan ini, PTBA berharap dapat terus eksis hingga 100 tahun ke depan. Apalagi, PTBA sudah memiliki strategi pengembangan bisnis beyond coal yakni perusahan terus berupaya untuk melakukan hilirisasi batubara.

Melalui hilirisasi batubara ini, PTBA berharap dapat terus meningkatkan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan PTBA. Pada akhirnya, PTBA berkontribusi untuk perekonomian Indonesia melalui penerimaan devisa serta Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan apa yang dilakukan PT Bukit Asam bekerja sama dengan BUMN lainnya serta perusahaan swasta nasional patut diapresasi. Menurutnya, semangat hilirisasi khususnya di kegiatan pertambangan masih sangat minim. Karena, semua pihak kerap terlalu khawatir ketika menjadi pioner.

"Jika cuma gali kemudian jual, tidak perlu orang seperti Arviyan, anak buah saya saja," kata Ignasius,

Ia berharap dengan lahirnya hilirisasi, terutama produk dme diharapkan dapat mengurangi impor elpiji. Pasalnya, setiap tahun negara mengeluarkan sekitar Rp 40 triliun hingga Rp 50 triliun untuk mendapatkan 4,5-4,7 juta ton elpiji.

Proyek pembangunan empat pabrik hilirisasi batu bara ini membukukan nilai investasi yang cukup fantastis yakni 1,2 miliar dolar AS. Proyek ini memberikan kesempatan lapangan kerja bagi 1.400 orang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement