REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, akan mengupayakan agar realisasi investasi Qatar untuk pengembangan pariwisata Indonesia cair tahun ini. Sebab, meski nota kesepahaman telah disepakati sejak tahun lalu, komitmen tersebut tak kunjung direalisasikan.
"Tahun ini harus dicairkan. Kita masih mencoba untuk mengejar. Pak Rudiantara (Menkominfo) juga dekat dengan pihak Qatar," kata Luhut di Kantor Kemenko Kemaritiman, akhir pekan lalu.
Luhut menjelaskan, pada saat nota kesepahaman ditandatangani kedua negara, Qatar Investment Authority (QIA) menyatakan, investasi pariwisata yang akan ditanam di Indonesia tidak hanya untuk di Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
Namun, juga ke destinasi wisata lain yang tengah di prioritaskan pemerintah. Seperti misalnya Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur dan Danau Toba di Sumatera Utara. Adapun komitmen investasi yang akan diberikan kepada Indonesia yakni sebesar 500 juta dolar AS atau sekitar Rp 7 triliun.
"Mereka (QIA) bilang mau tambah investasi, tapi kita lihat dulu yang 500 juta dolar AS kan sampai sekarang belum jalan," katanya.
Luhut mengaku, pemerintah telah meminta Qatar agar investasi tersebut diarahkan untuk pengembangan pariwisata halal. Namun, QIA menyatakan bahwa ingin berinvestasi untuk pengembangan wisata secara umum. "Jadi, kita bebaskan dia," kata Luhut menambahkan.
Sebelumnya, Direktur Utama Indonesia Toursism Development Corporation (ITDC) selaku pengembang KEK Mandalika mengaku belum menerima investasi yang dijanjikan Qatar sebelumnya.
Direktur Utama ITDC, Abdulbar Mansoer, mengatakan, pihaknya masih menanti dan terus menunggu realisasi investasi tersebut. Sebab, penanaman modal untuk KEK Mandalika akan membantu dalam percepatan pembangunan KEK Mandalika yang akan menjadi sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia.