REPUBLIKA.CO.ID, ZIMBABWE -- Pada hari ini 4 Maret 1980, pemimpin nasionalis, Robert Mugabe memenangkan pemilihan umum (Pemilu). Ia menjadi perdana menteri kulit hitam pertama di Zimbabwe.
Partai Radikal Uni Afrika Zimbabwe (Front Patriotik) atau Zanu (PF) memenangkan 57 dari 80 kursi yang diperebutkan dalam pemilihan negara pertama sejak kekuasaan minoritas kulit putih.
Suara mayoritas cukup memberikan Mugabe kemenangan. Mugabe mengatakan, pemerintah baru-nya kala itu akan mengakomodir bekas saingan utamanya, Joshua Mkomo.
Dia juga menjelaskan bahwa ia akan memertimbangkan orang Eropa ke dalam pemerintahannya. "Tidak akan pernah ada jalan kembali ke keadaan konflik bersenjata yang ada sebelum komitmen kita pada perdamaian," kata Mugabe seperti dilansir BBC History, Senin.
Baca juga, Robert Mugabe Mundur Setelah Hampir 40 Tahun Jadi Presiden.
Partai Persatuan Nasional Afrika Uskup Abel Muzorewa, UANC, hanya memenangkan tiga suara. Hal tersebut merupakan kekalahan memalukan bagi partai yang hanya 10 bulan menanjak tinggi dalam pemilihan.
Berita tentang kemenangan pemilihan Mugabe diumumkan melalui radio dan televisi. Ribuan warga Zimbabwe kulit hitam antusias ke jalan sambil berteriak kegirangan.
Simbol Mugabe, cockerel atau jongwe, menginspirasi pendukungnya untuk terus-menerus layaknya ayam berkokok dan mengepakkan lengan. Banyak yang lari ke jalan dengan membawa burung hidup.
Perayaan kemenangan Mugabe aman dan tidak ada tanda-tanda ketegangan rasial. Meski demikian, pasukan keamanan di persimpangan jalan utama di ibu kota, Salisbury terus berjaga-jaga.
Komunitas bisnis dan pertanian Zimbabwe juga bereaksi terhadap kemenangan pemilihan Mugabe dengan hati-hati. Bursa saham Salisbury turun tajam ketika hasilnya diumumkan, namun kembali pulih sore harinya.
Mantan perdana menteri sebelumnya, Ian Smith mengatakan kepada BBC: "Saya pikir penduduk Rhodes cukup pragmatis dan penuh pengalaman.
"Saya tidak membayangkan mereka melakukan aksi panik, menghentak. Saya pikir mereka akan bertindak dengan cara yang sangat matang, bertanggung jawab. Lagi pula itu negara kita, ke mana kita akan lari?" dia menambahkan.
Tiba dari pengasingan
Robert Mugabe tiba di Zimbabwe hanya enam minggu sebelum pemilihan, setelah ia menghabiskan 10 tahun di pengasingan. Pria yang dicap sebagai teroris Marxis itu telah berperang secara panjang-lebar melawan pemerintah minoritas kulit putih di ibu kota, Salisbury.
Pada awalnya, Mugabe merupakan sosok bagian dari Uni Rakyat Afrika Zimbabwe milik Joshua Nkomo. Ia lantas memisahkan diri dan memimpin pemimpin partai Zanu (PF).
Kala itu, ia telah menerima bantuan dari Cina, Yugoslavia, Rumania, Mozambik dan Tanzania. Sementara Uni Soviet mendukung Nkomo.
Salah satu masalah pertamanya setelah pemilihan adalah menemukan tanah untuk memukimkan kembali orang kulit hitam yang dipindahkan. Pada Maret 2002, Mugabe terpilih untuk masa jabatan kelima yang kontroversial sebagai presiden di tengah banyak spekulasi tentang kecurangan surat suara.
Ketika kekayaan politiknya menurun, dia telah membangkitkan redistribusi tanah sebagai masalah dan banyak petani kulit putih terpaksa meninggalkan tanah yang telah mereka tanam secara turun-temurun.