REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru bicara pemerintahan Cina mengatakan, kenaikan anggaran pertahanan negara masih masuk akal dan pantas. Kenaikan ini, katanya, sebagai upaya memenuhi reformasi militer dan pertahanan negara.
Cina memodernisasi program pertahanan mereka dengan membangun pesawat jet siluman, pesawat pengangkut dan misil anti-satelit. Pada 2018 lalu, Cina menaikkan anggaran belanja militer lebih besar dibandingkan tiga tahun sebelumnya, naik menjadi 8,1 persen.
Kenaikan anggaran pertahanan ini diungkapkan sebelum parlemen Cina merilis anggaran belanja nasional. Juru bicara legislatif Cina Zhang Yesui mengatakan, Cina selalu berjalan dalam jalur pembangunan yang damai.
"Mempertahankan pertumbuhan anggaran belanja pertahanan yang masuk akal dan pantas dibutuhkan untuk melindungi keamanan negara dan reformasi militer dengan karakter Cina," kata Zhang, Senin (4/3).
Anggaran belanja pasukan pertahanan Cina menjadi perhatian Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Asia. AS khawatir Cina menggunakan militernya untuk mengintervensi negara lain.
Zhang menambahkan, anggaran pertahan Cina yang 'terbatas' hanya untuk melindungi kedaulatan dan intergritas wilayahnya. Ia juga menegaskan kenaikan anggaran pertahanan ini bukan untuk mengancam negara lain.
"Apakah militer sebuah negara bersikap mengancam ke negara lain tergantung dengan kebijakan luar negeri dan pertahanannya, bukan berapa banyak kenaikan anggarannya," kata Zhang.
Zhang tidak menjelaskan dengan rinci berapa kenaikan anggaran belanja tahun ini. Cina memang tidak pernah mengungkapkan kenaikan anggaran belanja sebelum sidang parlemen di buka.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump sudah mendukung rancangan anggaran militer sebesar 750 miliar dolar AS pada 2019 ini. Angka itu jauh lebih besar daripada anggaran pertahanan Cina pada 2018 lalu yang sebesar 165,55 miliar dolar AS.
Zhang mengatakan pada tahun 2018 lalu Cina hanya menghabiskan sekitar 1,3 persen dari total PDB untuk militernya. Lebih kecil dibandingkan negara-negara maju lainnya yang sebesar 2 persen.
Cina tidak pernah memerinci anggaran belanja militernya. Hal yang membuat negara-negara tetangga dan kekuatan militer lainnya mengeluh tentang buruknya transparansi Cina yang menciptakan ketegangan di kawasan.