Senin 04 Mar 2019 17:11 WIB

Untung-Rugi Bagi Caleg NTB Kampanyekan Capres

Caleg dari partai pendukung Prabowo-Sandi lebih leluasa dibandingkan Jokowi-Ma'ruf.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Kotak Suara
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ilustrasi Kotak Suara

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Mataram Bambang Mei Finarwanto mengatakan kontestasi pemilihan umum (pemilu) 2019 yang digelar secara serentak akan memberikan dampak positif dan negatif bagi para calon legislatif (caleg) di Nusa Tenggara Barat (NTB). Bambang mengatakan pilpres dan pileg yang digelar serentak akan membuat fokus para caleg terpecah antara mengampanyekan dirinya, partai politik (parpol), dan capres.

"Tentu partai akan bekerja lebih keras agar raihan suara pada pileg dan pilpres bisa signifikan," ujar Bambang kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Senin (4/3).

Bambang menilai, para caleg di NTB yang berasal dari partai politik (parpol) pengusung pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga lebih leluasa dalam sosialisasi dirinya sebagai caleg, maupun sosialisasi memenangkan capres Prabowo-Sandiaga di NTB. Hal ini tidak lepas dari kemenangan telak pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada pilpres 2014 di NTB yang mencapai 72,45 persen suara.

"Dengan mengampanyekan Prabowo-Sandiaga, para caleg (pendukung paslon 02) menilai akan memberikan dampak elektoral yang signifikan bagi dirinya," kata Bambang. 

Sebaliknya, lanjut Bambang, para caleg dari parpol pendukung nomor urut 01 Jokowi-Kiai Maruf Amin di NTB sedikit menahan diri untuk tidak terlalu vulgar dalam mengkampanyekan Jokowi-Maruf. Bambang menilai, para caleg khawatir jika mengkampanyekan Jokowi-Maruf di NTB akan menurunkan pamor caleg yang berdampak pada rendahnya tingkat keterpilihan.

Kendati demikian, lanjut Bambang, kontestasi pemilu 2019 di NTB akan relatif lebih sengit lantaran keberadaan Kiai Maruf Amin dan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi yang saat ini berada di kubu 01. "Persaingan untuk pilpres di NTB akan jauh lebih kompetitif, meski mungkin Prabowo tetap unggul di NTB," ucap Bambang. 

Caleg DPR RI dari PKB untuk daerah pemilihan (dapil) II NTB, Lalu Akram, mengatakan keputusan KPU tidak mencantumkan foto caleg DPR RI pada surat suara akan menyulitkan para pemilih, terutama yang buta huruf dan lansia. "Caleg-caleg tidak terlalu bergairah memasang baliho sosialiasi karena di surat suara juga tidak ada foto kita," ungkap Akram. 

Selain itu, Akram mengaku melakukan pemetaan sebelum menyosialisasikan capres dan cawapres. Akram mengatakan akan mengkampanyekan Jokowi-Maruf di tempat-tempat yang dikenal sebagai basis massa pendukung Jokowi. 

Akram mengaku tidak mungkin mengkampanyekan Jokowi-Maruf di tempat yang menjadi basis pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga. "Kita melakukan itu (kampanye capres) mikir untung ruginya, kita mikir manfaat dan mudarat, menguntungkan tidak buat kita, harus penuh pertimbangan," ucap Akram. 

Caleg DPRD Kabupaten Lombok Tengah dari Partai Amanat Nasional (PAN), Suparman, mengatakan fokus pada pemenangan diri sendiri dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Suparman mengaku tidak pernah membawa embel-embel capres dan cawapres tertentu dalam masa kampanye.

"Pemilihan saat ini agak sedikit sulit karena ada lima surat suara. Masyarakat untuk kenal surat suara saja susahnya minta ampun, apalagi kalau saya harus promosikan calon presiden, DPR RI, dan lain-lain. Saya fokus bagaimana caranya bisa menang," ujar Suparman. 

Suparman juga mengaku menempuh jalan dari pintu ke pintu ketimbang memasang baliho di sepanjang jalan. Menurutnya, strategi tatap muka dan juga melalui media merupakan langkah efektif dalam mengenalkan diri kepada calon pemilih.

"Dalam setiap tatap muka saya selalu tekankan untuk menolak politik uang karena tentu tidak akan mendidik pemilih dan berdampak banyak negatif," kata Suparman. 

Caleg DPR RI untuk dapil II NTB dari Gerindra Taufan Rahmadi berbeda pandangan. Rahmadi menilai, figur Prabowo dan Sandiaga menjadi keunggulan bagi para caleg yang berasal dari parpol pendukung paslon 02. 

Menurut Taufan, tingkat kesukaan masyarakat NTB terhadap Prabowo-Sandi membuka jalan bagi para caleg pendukung 02 untuk mensosialisasikan diri sekaligus paslon nomor urut 02 tersebut. Dalam setiap kesempatan bertemu dengan warga, Taufan memanfaatkannya untuk bersosialisasi program dirinya dalam pileg serta mengkampanyekan Prabowo-Sandiaga. 

Taufan juga mengaku tidak ragu memasang foto Prabowo maupun Sandiaga dalam baliho promosi dirinya sebagai caleg. "Figur paslon nomor urut 02 menguntungkan para caleg-caleg pendukung tentunya," kata Taufan menambahkan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement