Senin 04 Mar 2019 19:57 WIB

Caleg Divonis Bersalah karena Pasang Stiker di Taksi Daring

Stiker caleg DPR RI tersebut terpasang di 29 unit taksi daring untuk kampanye

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Christiyaningsih
Pengadilan (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengadilan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Gara-gara memasang stiker kampanye di puluhan kendaraan taksi daring (online), Calon Anggota Legislatif (Caleg) Muhammad Khadafi divonis Bawaslu Kota Bandar Lampung bersalah. Ia divonis bersalah karena melanggar administrasi pemilu.

 

Ketua Bawaslu Kota Bandar Lampung Candrawansah dalam sidang putusan pelanggaran administrasi pemilu mengatakan Muhammad Khadafi telah dijatuhi hukuman atau sanksi peringatan tertulis. Bawaslu menyatakan yang bersangkutan terbukti bersalah melakukan pelanggaran administrasi pemilu.

“Terbukti melakukan pelanggaran administrasi dan dijatuhi sanksi kepada Caleg DPR RI Muhammad Khadafi berupa teguran tertulis,” kata Candrawansah dalam sidang putusan pelanggaran pemilu, Senin (4/3).

Ia menyatakan dari hasil putusan itu terlapor dapat mengajukan koreksi kepada Bawaslu dalam jangka waktu tiga hari kerja terhitung sejak putusan dibacakan. Stiker caleg DPR RI tersebut terpasang di 29 unit taksi daring dalam rangka kampanye.

Kuasa Hukum Terlapor Sumarsi mengatakan putusan tersebut kurang tepat. Karena, pada persidangan sebelumnya pihaknya mendengar dari penemu baik dari bukti dan keterangan saksi menyatakan kliennya mengetahui pemasangan stiker.

Mengenai putusan tersebut, Sumarsi menyatakan masih akan berkoordinasi dengan kliennya. Mereka akan berunding apakah akan segera mengajukan koreksi atau tidak kepada Bawaslu. Jika mengajukan koreksi ke Bawaslu, ia optimistis koreksinya dikabulkan berdasarkan keterangan dalam persidangan sebelumnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement