REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mencanangkan target pengurangan impor elpiji sebesar 1 juta ton.
"Coba yang gampang, bikin target satu juta ton pengurangan impor elpiji. Di-'mix' (campur) dengan elpiji, mungkin 25 persen DME (dimethyl ether) atau 50 persen nantinya," kata Jonan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (4/3).
Jonan juga meresmikan pembangunan pabrik gasifikasi batu bara. Industri hilirisasi batu bara yang akan dibangun adalah pabrik gasifikasi batubara kalori rendah menjadi syngas, pabrik pengolahan syngas menjadi DME, pabrik pengolahan syngas menjadi urea untuk menghasilkan pupuk, dan pabrik pengolahan syngas menjadi polypropylene yang digunakan untuk bahan baku plastik.
Jonan menyampaikan apresiasinya kepada PT Bukit Asam (PTBA) yang telah merintis industri hilirisasi batu bara dan telah menjalankan Peraturan Menteri ESDM terkait hilirisasi.
"Karena terus terang, tidak banyak kegiatan pertambangan batu bara yang besar di Indonesia itu memiliki semangat hilirisasi," ungkapnya.
Jika industri hilirisasi sudah berjalan, Jonan menjelaskan bahwa salah satu produknya, yakni DME, bisa menggantikan elpiji. Selain itu, dengan menggunakan DME, impor elpiji dapat dikurangi. Dalam setahun, impor elpiji Indonesia sekitar 4,5-4,7 juta ton.
"Ini penting sekali bawa DME ini bisa menggantikan elpiji, supaya impor elpiji kita bisa berkurang," ujar Jonan.
Ia menjelaskan bahwa uang yang dikeluarkan untuk melakukan impor elpiji tidak sedikit, yaitu mencapai sekitar Rp 40 triliun per tahun. Untuk itu, Jonan meminta kepada PTBA untuk memanfaatkan peluang untuk memaksimalkan produksi DME dengan skala besar.