Selasa 05 Mar 2019 16:43 WIB

PFN Rilis Film Romantis Berlatar Borobudur dan Taj Mahal

PFN kembali memproduksi film setelah 25 tahun.

Rep: Santi Sopia/ Red: Ani Nursalikah
Film Kuambil Lagi Hatiku. Konferensi Pers Perilisan Poster dan Trailer film Kuambil Lagi Hatiku di Jakarta.
Foto: Republika/Santi Sopia
Film Kuambil Lagi Hatiku. Konferensi Pers Perilisan Poster dan Trailer film Kuambil Lagi Hatiku di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produksi Film Negara (PFN), BUMN yang berkiprah di bidang perfilman, kembali memproduksi film setelah 25 tahun. Terakhir PFN memproduksi Pelangi di Nusa Laut (1992) dan Surat untuk Bidadari (1994). Kali ini PFN memilih genre romantis dengan latar belakang Candi Borobudur.

Film tersebut dibintangi Cut Mini, Lala Karmela, Dimas Aditya, Ria Irawan, dan Sahil Shah. Film besutan sutradara Azhar Kinoi Lubis dan produser dan penulis skenario Salman Aristo ini berjudul Kuambil Lagi Hatiku (Borobudur Love Story). Film menceritakan Sinta (Lala Karmela), seorang India keturunan yang tengah merencanakan pernikahan dengan Vikash (Sahil Sah). Cerita cinta mereka berdua berlatar tempat di India, termasuk adegan romantis di Taj Mahal.

Sang sutradara mengaku ada semangat baru dari bangkitnya PFN. Sebagai yang mengetahui PFN sejak kecil, Azhar mengatakan dari film ini diharapkan menjadi langkah baru memproduksi film berkualitas.

Produser dan Dirut PFN Abduh Aziz mengatakan setelah lama absen, memang ada komitmen baru dari deputi di PFN yang secara total menyadari harus bangkit lagi dari segi produksi film. PFN sedikit berbeda dengan masa lalu. Sebagai instrumen negara, sekarang PFN sudah menjadi Perum di mana semakin berpeluang mengembangkan cerita dalam film.

"Kesepakatan antara produser untuk cerita ini ada sutradara lama yang saya kejar. Dan hari film nasional itu terjadi di Maret, kita berharap kiprah PFN ke depan juga bisa meramaikan terus perfilman. Ini adalah karya yang sungguh-sungguh," ujarnya dalam perilisan trailer dan poster film di Jakarta, Selasa (5/3).

photo
Film Kuambil Lagi Hatiku. Konferensi Pers Perilisan Poster dan Trailer film Kuambil Lagi Hatiku di Jakarta.

Dari judulnya, punya banyak arti dan mengandung unsur dua budaya. Selain menekankan pesan, film tidak melupakan unsur budaya negeri sendiri di tengah globalisasi, tetapi juga perlu mengapresiasi budaya lain.

Penulis Salman Aristo mengatakan awalnya ada beberapa pilihan cerita sehingga terpilih cerita dua budaya ini. Kru film juga melakukan riset di mana cerita ini bisa diterima pasar.

"Ketika Abduh dari industri perfilman jadi birokrat, jadi dirut PFN, gue langsung merapat, karena ini juga jadi kesempatan dalam standar perfilman. PFN memang harus bikin film," kata dia.

Adapun konflik dalam film terjadi saat Widi (Cut Mini), ibu Sinta mendadak kabur ke Indonesia. Di tengah kepergian ibunya tersebut, Sinta terus didesak soal pernikahan oleh mertuanya. Berbekal foto-foto kuno, Sinta pun nekat pergi ke Indonesia, tepatnya ke Candi Borobudur di mana ia pernah melihat ibunya berfoto di sana.

Sinta bertemu dengan Panji (Dimas Aditya) di sana. Kejadian di Indonesia tidak kalah menegangkan, salah satunya saat Sinta diculik dan Panji meminta bantuan padepokan silat.

Produksi film yang dimulai sejak 2018 ini juga menggandeng Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan yang merupakan BUMN di bidang pariwisata serta bekerja sama dengan Wahana Nusantara. Film yang akan rilis 21 Maret 2019 ini turut didukung BUMN lainnya, termasuk Pertamina, PGN, Garuda Indonesia, Jasa Raharja, Bank BTN, Bank Mandiri dan lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement