REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan, Uni Eropa memberikan sinyal cukup positif untuk mengizinkan Perdana Menteri Inggris Theresa May mengubah kesepakatan Brexit. Perubahan ini dapat membantu May mendapatkan dukung dari parlemen.
"Waktunya sangat sedikit, tapi dibandingkan tempat kami pada bulan lalu situasinya mulai ke arah yang positif," kata Hunt kepada stasiun radio BBC, Selasa (5/3).
Inggris harusnya meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret mendatang. Tapi kesepakatan yang diajukan May kerap ditolak parlemen. Terakhir Parlemen Inggris menolak kesepakatan May pada Januari lalu.
Parlemen ingin ada jaminan hukum Inggris tidak akan terjebak dalam aturan backstop di Irlandia. Aturan ini terkait dengan pengaturan perbatasan antara Irlandia Utara yang merupakan wilayah Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia yang adalah anggota Uni Eropa.
Jaminan hukum ini demi mencegah terjadinya perbatasan ketat atau hard border jika Inggris dan UE tidak dapat menyepakati kesepakatan dalam masa transisi 21 bulan setelah 29 Maret.
"Saya pikir sinyal yang kami dapatkan cukup positif, saya tidak ingin melebih-lebihkannya karena saya pikir masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Hunt.
Menurut Hunt kini Uni Eropa mulai menyadari Pemerintah Inggris dapat meraih suara mayoritas di parlemen. Karena Uni Eropa melihat tanda-tanda dari orang-orang yang sebelumnya menolak kesepakatan yang diajukan Theresa May.