REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR dari Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago menanggapi perdaran narkoba di Indonesia. Menurutnya, pertumbuhan pengguna narkoba justru berasal dari kalangan berduit karena untuk membeli narkoba dibutuhkan uang yang tidak sedikit.
"Pertumbuhan pengguna narkoba saya kira berasal dari kelompok yang memiliki uang. Kalau mereka tidak punya uang, dari mana mereka mendapatkan narkoba," kata Irma Suryani, Selasa (5/3).
Karena itu, Irma berpendapat, dalam pemberantasan narkoba bukan saja dibutuhkan tambahan anggaran untuk peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia). Ia mengatakan, dibutuhkan pula komitmen dari pihak terkait.
Selain masalah pertumbuhan narkoba di kalangan 'berduit', Irma juga menyinggung maraknya penyalahgunaan obat di kalangan masyarakat bawah. Irma mengatakan, DPR saat ini sedang menyusun draf Undang-Undang BPOM untuk menghadapi masalah penyalahgunaan obat.
Selanjutnya, selaku anggota DPR Komisi IX yang membidangi masalah Tenaga Kerja. Sebagai langkah pencegahan peredaran narkoba, Irma Suryani mengatakan perlu adanya peningkatan mutu pendidikan dan keterampilan. Hal itu ditujukan bagi wilayah dengan tingkat pengangguran terbuka tinggi.
Pendapat Irma itu berkaitan dengan adanya wilayah rawan narkoba, yang mana termasuk wilayah dengan tingkat penggangguran terbuka tinggi. Salah satunya adalah Kepulauan Riau. Menurut data BNN, terdapat 5 provinsi rawan Narkoba, yaitu: DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Perbincangan mengenai peredaran Narkoba di kalangan "berduit" mengemuka setelah Andi Arief tertangkap polisi dalam dugaan penyalahgunaan narkoba. Andi Arief dikenal publik sebagai politikus dan juga pejuang demokrasi. Ia ditangkap di Hotel Menara Peninsula pada Ahad (5/3).