Rabu 06 Mar 2019 15:09 WIB

Dua Faksi Kepemimpinan Libya Sepakat Gelar Pemilu Tahun ini

Sejak Gaddafi terguling Libya terus didera konflik hingga sekarang.

Sebuah gedung terkena ledakan di Libya.
Foto: Reuters
Sebuah gedung terkena ledakan di Libya.

REPUBLIKA.CO.ID, 

 

TRIPOLI— Libya harus menggelar pemilihan presiden sekaligus parlemen pada akhir tahun ini. 

Pernyataa ini disampaikan Perdana Menteri yang diakui secara internasional Fayez al-Serraj, Selasa (5/3).

Sejak tergulingnya almarhum pemimpin Muammar Gaddafi, Libya didera konflik. Oleh karena itu, PBB memiliki rencana agar negara penghasil minyak di Afrika Utara tersebut menggelar pemilu pada 10 Desember sebagai jalan keluar. 

Namun, mengingat banyaknya kekerasan dan kurangnya pemahaman di antara para pesaing membuat pesta demokrasi tak mungkin berjalan mulus.

Libya terbagi atas dua faksi yakni pemerintahan yang diakui internasional di Tripoli dan pemerintahan Khafila Haftar di bagian timur, yang pasukannya menguasai wilayah tersebut.

Pekan lalu, Serraj bertemu dengan Haftar di Abu Dhabi namun hingga saat ini belum ada sedikit bocoran informasi. 

Dalam pidato di Tripoli, Serraj mengatakan bahwa dirinya dan Haftar sepakat menggelar pemilu pada akhir tahun.

“Pertemuan dengan Haftra untuk menghentikan pertumpahan darah, mencapai rumusan menghindari konflik dan eskalasi militer di negara kami,” kata Serraj. 

Serraj tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai hal itu.

Pasukan Haftar, Tentara Nasional Libya, menyebar ke bagian selatan sejak Januari guna mengamankan ladang minyak utama. Ada pembicaraan bahwa mereka mungkin akan bergerak ke utara untuk merebut ibu kota di Libya barat.  

 

sumber : Reuters/Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement