REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Republik Chechnya adalah sebuah kawasan di selatan Rusia yang berpenduduk sekitar 1,27 juta jiwa. Lebih dari 90 persen di antaranya beragama Islam. Sebagian besar Muslim Chechnya memeluk ajaran Islam Sunni. Selain itu, ada juga pengikut tarekat Naqsabandiyah dan Qadiriyah.
Jika dibandingkan dengan wilayah berpenduduk mayoritas Islam lainnya di Rusia, kedatangan Islam ke tanah Chechnya dapat dikatakan mengalami keterlambatan. Islam pertama kali datang ke Rusia pada abad ke-10, khususnya di kawasan Dagestan, Volga Bulgaria (Bashkortostan), dan Tatarstan.
Bangsa Dagestan, Bashkir, dan Tatar merupakan para pemeluk Islam pertama di wilayah Rusia. Bangsa Chechnya sendiri baru memeluk Islam antara abad ke-16 sampai abad ke-19 setelah meninggalkan agama terdahulunya, Animisme. Sejak saat itu, Islam menjadi identitas bangsa Chechnya.
Kawasan Chechnya pernah tercabik akibat peperangan antara pejuang Chechnya dan pasukan Rusia yang terjadi pada 1994-1996 dan 1999-2000. Peperangan tersebut dipusatkan di Kota Grozny. Karenanya, kota ini pun hancur berantakan. Sesuai dengan namanya, Grozny yang berarti kacau-balau.
Setelah peperangan usai, Republik Chechnya mulai berbenah diri. Renovasi besar-besaran pun dilakukan di Kota Grozny. Salah satunya adalah dengan membangun sebuah masjid besar yang sejak lama didambakan oleh masyarakat Chechnya. Maklum, pada masa rezim Soviet, pembangunan masjid adalah hal yang terlarang. Bahkan, pada saat itu banyak masjid yang ditutup, dialihfungsikan menjadi gudang, dirusak, bahkan dihancurkan.
Hingga sekarang, Pemerintah Chechnya terus membangun sarana dan prasarana di Ibu Kotanya ini. Puluhan ribu apartemen dan tempat tinggal yang hancur akibat perang dibangun kembali. Demikian juga dengan sarana pendidikan, kesehatan, ekonomi, transportasi, dan sarana-sarana lainnya.
Bahkan kini, di sekitar Masjid Ahmad Kadyrov mulai terlihat konstruksi-konstruksi gedung pencakar langit. Kehadiran Masjid Ahmad Kadyrov di pusat Kota Grozny membawa angin segar dan semangat baru bagi bangsa Chechnya untuk kembali membangun tanah airnya