Kamis 07 Mar 2019 00:17 WIB

Putri Mantan Presiden Uzbekistan Dikirim ke Penjara

Karimova dikirim ke penjara karena melanggar kewajiban hukuman percobaan.

Gulnara Karimova, putri mantan presiden Uzbekistan.
Foto: TASS
Gulnara Karimova, putri mantan presiden Uzbekistan.

REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Pengadilan di Uzbekistan memerintahkan putri mantan presiden, Gulnara Karimova, Rabu (6/3). Karimova, seorang perempuan pengusaha yang juga pernah merekam lagu pop, telah menghilang dari umum selama beberapa tahun setelah berselisih dengan ayahnya Islam Karimov.

Karimov memimpin negara di Asia Tengah itu selama 27 tahun sebelum tutup usia pada 2016. Pada Rabu pagi, jaksa mengatakan Karimova dikirim ke penjara karena secara sistematis melanggar kewajiban terkait dengan hukuman percobaan selama lima tahun karena melakukan penggelapan dan pemerasan.

Hukuman tersebut meliputi larangan meninggalkan rumah dan menggunakan internet serta telepon. Pengacaranya dari Swiss, Gregoire Mangeat menulis di Twitter dia dipaksa pindah dari apartemen tempat tinggalnya di Ibu Kota Uzbek, Tashkent, pada Selasa. Pihak berwenang mengatakan dia dibawa ke penjara.

Pihak yang berkuasa di Uzbekistan berusaha membekukan harta Karimova, termasuk yang ada di Swiss, Inggris Raya, Prancis dan sejumlah negara lain. "Dia dipindahkan ke tempat yang tidak diketahui," tulis Mangeat.

"Pihak berwenang Uzbekistan terus-menerus berusaha menekan secara fisik dan kejiwaan terhadapnya guna memaksa mencabut permohonan bandingnya dan menanggalkan hak-haknya serta propertinya di Swiss," ujarnya.

Karimova mundur dari umum pada 2014. Pernyataan resmi tentang nasibnya pertama kali dikeluarkan pada 2017, ketika kantor penuntut umum menyatakan dia bersalah dan dijatuhi hukuman percobaan pada 2015 selama lima tahun.

Hukuman tersebut sama dengan menjadi tahanan rumah di Uzbekistan. Hukuman itu karena dia mempertaruhkan sejumlah perusahaan dengan pemerasan dan penggelapan serta penghindaran pajak.

Penuntut umum mengatakan, pada saat itu dia sedang dalam pemeriksaan untuk kasus kejahatan yang lain. Islam Karimov memimpin Uzbekistan mula-mula sebagai ketua Partai Komunis setempat dan menjadi kepala negara pertama setelah negara tersebut merdeka. Shavkat Mirziyoyev, yang menjadi perdana menteri sangat lama, terpilih sebagai presiden pada 2016.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement