Rabu 06 Mar 2019 23:34 WIB

TKN: Bagaimana Mungkin Kiai Maruf Larang Azan?

Hoaks larangan azan justru disebut sebagai titik lemah Prabowo.

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Nashih Nashrullah
Safari Politik Lampung: Sekjen PDIP Hasto Kristianto memberi keterangan pada wartawan sebelum melakukan safari politik ke Lampung. Jumat (1/3).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Safari Politik Lampung: Sekjen PDIP Hasto Kristianto memberi keterangan pada wartawan sebelum melakukan safari politik ke Lampung. Jumat (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH BESAR – Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menanggapi enteng 'serangan' tentang pelarangan azan dan penghapusan mata pelajaran agama jika pasangan nomor urut 01 menang.

Kubu 01 menganggap informasi bohong itu sengaja dilontarkan justru untuk menutupi kelemahan penyebar hoaks. 

Baca Juga

"Sebenarnya hoaks itu untuk menutup kelemahan dari mereka. Ketika mereka menggunakan isu Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin tidak islami, bagaimana mungkin seorang ulama besar (Kiai Ma'ruf) tidak islami? Itu kan untuk menutup kelemahan mereka (Prabowo-Sandi) yang tidak islami," ujar Sekretaris TKN Hasto Kristianto di Aceh Besar, Rabu (6/3). 

Hoaks tersebut melibatkan emak-emak yang viral melalui sebuah video yang beredar di Makassar, Sulawesi Selatan. 

Hasto mengajak semua pihak berpolitik secara positif dengan mengedepankan gagasan dan ide. Dia pun menyindir hoaks pelarangan adzan yang disebar adalah titik kelemahan lawan.  

"Bagaimana mungkin Kiai Ma'ruf mau melarang azan? Justru Pak Prabowo yang tidak mendengar azan," ujar Hasto.  

Dalam Safari Kebangsaan PDIP di Aceh, Hasto mengaku ditugaskan mendampingi Wakil Ketua MUI Lukmanul Hakim untuk meluruskan serangan-serangan hoaks terhadap pasangan 01. 

Lukmanul mengaku ditugaskan secara khusus oleh Kiai Ma'ruf untuk mengklarifikasi hoaks di Aceh.  

Lukmanul mengatakan, beberapa hoaks yang menyudutkan pasangan Jokowi-Ma'ruf telah diidentifikasi. 

Dia mengaku akan menemui beberapa tokoh di Aceh dan ulama untuk menyampaikan klarifikasi sekaligus meluruskan informasi tidak benar yang merugikan pasangan pejawat ini.  

"Jadi kita ingin meluruskan itu di Aceh karena (masyarakat) Aceh sangat religius dan cinta kepada agamanya maka kita juga akan menyampaikan sebetulnya yang terjadi seperti apa," ujar dia.  

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement