REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menilai usulan tarif tiket MRT sebesar Rp 10 ribu masih terjangkau. Alasannya, manfaat yang akan diterima oleh para penumpang cukup besar. Khususnya, dalam menghemat biaya sekaligus waktu perjalanan di ibu kota.
Sri mengatakan, penetapan harga tiket ditentukan dari berbagai aspek sehingga tidak sekadar melihat dari besaran harga. “Harga tiket (Rp 10 ribu) untuk masyarakat Jakarta dan sekitarnya masih terjangkau. Harga tiket dibuat pada level yang masyarakat mampu membayarnya,” kata Sri di Halte MRT Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (6/3).
Saat ini MRT Jakarta memiliki total 13 stasiun. Sri menjelaskan, dengan harga sekitar Rp 10 ribu, maka rata-rata setiap satu stasiun sekitar Rp 2.500.
Ia menambahkan, aspek yang dipertimbangkan dalam penetapan tarif yakni dari waktu tempuh, kenyamanan, hingga daya beli masyarakat pengguna.
Terkait daya beli, Sri menilai, sejauh ini tingkat daya beli masyarakat untuk menggunakan MRT masih dianggap dalam koridor yang positif. Dibandingkan pengeluaran yang harus dirogoh saat menggunakan transportasi daring, Sri menilai, MRT masih lebih terjangkau dan nyaman.
Dia pun meyakini MRT sebagai moda transportasi bawah tanah pertama di Indonesia akan terus berkembang. Ke depan, konektivitas MRT dengan berbagai sarana transportasi lain akan terintegrasi dengan baik.
“Dengan ticketing yang lebih mulus, terhubung dengan tempat tujuan yang beragam, diharapkan nantinya transportasi akan terintegrasi sehingga masyarakat mau menggunakan angkutan umum,” ujar dia.