REPUBLIKA.CO.ID, Oleh:Ahmad Agus Fitriawan
Setiap manusia dipenuhi oleh keinginan-keinginan dan keadaan tempat ia berada. Karena itu, kadang ia senang, tetapi kalau datang kesusahan lalu menjadi risau. Memang itulah manusia. Dia sering kali berkeluh kesah dan memang sulit kita hindari.
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir." (QS al-Ma'aarij [70]: 19-22).
Sifat keluh kesah merupakan sifat fitrah manusia. Namun, janganlah dengan sifat ini mengantarkan manusia ke dalam keputusasaan (QS Yusuf [12]: 87). Mereka yang berkeluh kesah dalam hidupnya selalu diliputi oleh keinginan untuk mengikuti hawa nafsunya.
Menggunting dalam lipatan, menyalip dalam tikungan, memilih jalan pintas, menghalalkan segala cara, dan semua itu sangat membahayakan lingkungannya. Itulah energi negatif dari sifat keluh kesah.
Sifat keluh kesah pada diri manusia, sesungguhnya akan dapat terobati dan terkurangi, bahkan energi negatif dari sifat keluh kesah bisa diubah menjadi energi positif, manakala seseorang mampu melakukan delapan hal yang ditawarkan Alquran dalam surah al-Ma'aarij [70] ayat 23-33
Pertama, selalu melanggengkan shalat. Dalam kondisi dan situasi apa pun, mereka selalu melakukan shalat (QS 70: 23). Kedua, menyisihkan sebagian harta yang dia miliki untuk ditasarufkan kepada yang berhak menerima (QS al-Ma'aarij [70]: 24-25).
Ketiga, senantiasa percaya terhadap hari pembalasan, pada dirinya tidak ada rasa dendam, rasa iri dengki, walaupun dizalimi oleh orang lain. Karena dia yakin bahwa akan ada hari pembalasan di mana orang yang baik akan dibalas dengan kebaikan, begitu juga sebaliknya (QS 70: 26).
Keempat, tidak pernah takut kecuali kepada Allah SWT. Dengan takut kepada Allah, dapat mendorong manusia untuk meningkatkan amal ibadah kepada-Nya dan selalu menghindar dari segala macam perbuatan maksiat dan dari berbagai bencana yang akan mengakibatkan kemurkaan Allah SWT (QS 70: 27).
Kelima, senantiasa menjaga kemaluannya (QS 70: 29-30). Keenam, selalu menjaga amanah yang diberikan kepadanya (QS 70: 32). Ketujuh, selalu bersaksi dengan adil (QS 70: 33).
Kedelapan, selalu menghiasi kehidupannya dengan sabar dan shalat sebagai penolong (QS al-Baqarah [2]: 45). Sabar dan salat ini merupakan kunci keberhasilan hidup di dunia. Rasulullah SAW mengajari kita untuk tidak mengadu permasalahan hidup ini kepada orang lain, tetapi mengadulah seluruh permasalahan kita dengan kesabaran kepada Allah SWT.
Kalau delapan hal ini dapat diaplikasikan, diamalkan, insya Allah manusia akan terhindar dari sifat keluh kesah terlebih putus asa dalam hidup sehingga akan menemui kedamaian dalam hidup ini.
Rasulullah SAW menyampaikan kepada sahabatnya, "Wahai para sahabatku, tatkala kamu dalam hidup menemui kegalauan, kegagalan, janganlah sekali-kali mengadu kepada orang lain, tetapi mengadulah kepada Allah SWT." n