REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Ibarat raja yang kehilangan takhta di daerah kerajaanya. Kurang lebih begitu kondisi yang sedang dialami klub raksasa Eropa, Real Madrid saat ini. Status raja di benua biru kini tak lagi disandang oleh klub asal Spanyol itu.
Kedigdayaan Los Blancos pada ajang Liga Champions akhirnya resmi berakhir di Santiago Bernabeu, Rabu (6/3) dini hari WIB. Setelah tiga tahun beruntun menjadi jawara Eropa, Real Madrid gagal melewati babak 16 besar musim 2018/2019.
Sang juara bertahan disingkirkan Ajax Amsterdam dengan agregat gol 3-5. Klub asal Belanda itu menghadirkan kejutan di Santiago Bernabeu. Ini merupakan kegagalan pertama El Real selama sembilan musim terakhir ke perempat final.
Ajax merupakan kesebelasan kedua yang sukses menggusur Real Madrid dari fase knock-out seusai kalah pada leg pertama di kejuaraan Eropa. Sebelumnya, hal itu pernah terjadi ketika klub kolektor 13 trofi Liga Champions itu dipermalukan tim semenjana Denmark, Odense Boldklub pada musim 1994/1995.
Ini merupakan kekalahan ketiga beruntun Real Madrid di semua ajang. Dua kali kalah dari Barcelona di dua ajang berbeda dan terakhir bertekuk lutut dari tamunya Ajax. Semua yang terkait dengan Real Madrid merasa kecewa. Tak terkecuali para pendukung dan staf Los Blancos.
Melihat hilangnya tahta raja Eropa, bek El Real, Nacho Fernandez mencoba berpikir positif. Ia menegaskan, Liga Champions adalah turnamen yang sangat kompetitif sehingga lumrah timnya tidak selalu berada di puncak. "Kami tidak bisa selamanya menjuarai Liga Champions," kata pesepak bola berusia 29 tahun itu dikutip dari laman resmi UEFA.
Seusai berhentinya perjalanan timnya di Santiago Bernabeu, full-back Real Madrid Dani Carvajal menyebut timnya memiliki musim yang sangat buruk. "Dalam sepekan semuanya telah berlalu, kami tidak harus mencari alasan. Boleh dibilang musim yang sial buat kami,” ujar Carvajal seperti dilansir Caught Offside.
Sejak ditinggal pelatih Zinedine Zidane dan pemain bintang Cristiano Ronaldo musim panas tahun lalu, Real Madrid melewati perjalanan terjal. El Real dipastikan tanpa gelar pada musim 2018/2019. Selain tersingkir di Liga Champions, Los Blancos juga kehilangan kesempatan juara di ajang Copa del Rey dan La Liga Spanyol.
Pelatih Ajax Erik Ten Hag tidak menyangka anak-anak asuhnya dapat mengalahkan sekaligus menyingkirkan Real Madrid dari Liga Champions. Padahal, Ajax datang ke Santiago Bernabeu dalam keadaan defisit agregat gol 1-2 dari pertandingan sebelumnya.
Otomatis, Real Madrid lebih memiliki keuntungan karena sudah berbekal dua gol tandang. "Ini kemenangan bersejarah dan tidak bisa dipercaya. Mungkin banyak orang yang berpikir hal ini tidak bisa terjadi," kata Ten Hag seperti dikutip dari Marca.
Ten Hag sulit berkata-kata timnya bisa lolos ke perempat final dengan mendulang kemenangan dramatis. Begitu juga pelatih Real Madrid Santiago Solari tak bisa berkata banyak melihat perjalanan timnya terhenti di Liga Champions.
Menurut dia, kekalahan timnya dipengaruhi oleh hilangnya sosok kapten dalam tim, Sergio Ramos, yang absen lantaran akumulasi kartu kuning. "Tentu, tanpa berkata buruk kepada pemain yang lain, kami kehilangan kapten kami," kata Solari.
Peran kapten Real Madrid digantikan oleh Karim Benzema selama pertandingan. Namun, tuan rumah justru tunduk di depan pendukungnya sendiri. Dalam pertandingan itu, Solari juga memilih Lucas Vazquez ketimbang Gareth Bale dan Reguilon dibanding Marcelo.
Nasib Solari pun kini disebut berada di ujung tanduk. Nama Jose Mourinho santer terdengar bakal menggantikan posisinya di kursi pelatih. Pria yang dipecat Manchester United pada Desember 2018 lalu itu hampir 100 persen kembali menukangi Real Madrid. The Special One meninggalkan Santiago Bernabeu pada 2013 lalu.
Mourinho merasa bangga mendengar namanya dielukan fans Real Madrid yang menginginkan dirinya kembali menjadi pelatih. Mantan presiden Real Madrid, Ramon Calderon mengatakan kepada Sky Sports bahwa Mourinho adalah pilihan pertama Los Blancos menggantikan Solari dan kontak awal sudah dilakukan.
Namun, nama Zidane juga muncul. Ya, Real Madrid berencana kembali menarik Zidane ke pangkuan mereka. Presiden Florentino Perez mulai berpikir tentang opsi ini.
Kebetulan hubungan mantan kapten tim nasional Prancis dengan manajemen Los Blancos tetap terjalin baik. Dua anaknya masih bermain di klub tersebut. "Zidane adalah orang yang diinginkan Florentino Perez di bangku cadangan Real Madrid," demikian tulisan yang dikutip dari Marca.
Saat ini Zidane sedang nganggur. Sebagai pelatih, sosok 46 tahun itu membuat rekor yang sulit dipecahkan siapapun. Ia membawa Los Blancos meraih si Kuping Lebar tiga tahun beruntun. Itulah alasan terkuat, andai Madrid berusaha kembali bekerjasama dengan eks gelandang Juventus itu.