Jumat 08 Mar 2019 08:39 WIB

AS akan Beri Sanksi Bank yang Dukung Maduro

AS terus meningkatkan tekanan pada Maduro untuk mundur

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Nicolas Maduro
Foto: AP Ariana Cubillos
Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perwakilan khusus Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk Venezuela, Elliott Abrams berjanji akan memperluas jaringan sanksi terhadap bank yang mendukung Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. AS dan lebih dari 50 negara lainnya telah mengakui pemimpin oposisi, Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela.

"Akan ada lebih banyak sanksi pada lembaga keuangan yang melaksanakan perintah rezim Maduro," kata utusan itu pada sidang subkomite Senat AS pada Kamis (7/3).

Baca Juga

AS juga terus meningkatkan tekanan pada Maduro untuk mundur. Washington pada pekan ini telah mencabut visa pejabat senior Venezuela, dan telah mengidentifikasi upaya Maduro untuk bekerja dengan bank asing untuk memindahkan, dan menyembunyikan uang, Rabu (6/3).

Abrams mengatakan, ia telah meminta bank-bank Eropa untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi aset-aset individu Venezuela dari pemerintah Maduro. Namun ia tidak menyebutkan nama bank yang bekerja sama dengan Maduro.

Ia menuduh Rusia dan Kuba melindungi Maduro. Menurutnya Maduro telah dilindungi pejabat militer, dan intelijen Kuba, sementara Moskow telah memasok puluhan juta dolar AS kepada pemerintah Maduro.

Utusan AS ini mengonfirmasi laporan media, bahwa ia telah mengadakan setidaknya dua kali pembicaraan rahasia dengan menteri luar negeri Maduro, Jorge Arreaza. Ia telah bertemu dengan duta besar Rusia untuk Washington, Anatoly Antonov, tetapi belum dengan pejabat dari Cina, yang juga telah mendukung Maduro.

Ia mengungkapkan, Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional memiliki rencana yang melibatkan miliaran dolar dana untuk membangun kembali Venezuela, setelah Maduro tidak lagi bertanggung jawab.

Beberapa anggota parlemen menekan Abrams tentang pemberian status perlindungan sementara (TPS) untuk lebih dari 70 ribu warga Venezuela di Amerika. Lebih dari tiga juta orang diyakini telah meninggalkan Venezuela di tengah krisis ekonomi, ditandai dengan kekurangan makanan, obat-obatan, dan hiperinflasi.

Ketua Republik dari sub-komite Komite Hubungan Luar Negeri Barat,Senator Marco Rubio, yang mengadakan dengar pendapat, memperingatkan bahwa jutaan pengungsi Venezuela dapat mengancam stabilitas regional. "Ini berpotensi menjadi malapetaka regional dengan proporsi epik," kata Rubio pada sidang.

Adapun Maduro mulai menjadi presiden Venezuela pada 2013, dan terpilih kembali tahun lalu dalam pemungutan suara yang secara luas dianggap sebagai penipuan. Lawannya mengatakan kebijakan sosialisnya telah menyebabkan kehancuran.

"Diaspora Venezuela fantastis, mereka luar biasa. Lebih banyak alasan untuk memberi mereka TPS," kata Senator Demokrat Bob Menendez, yang menulis undang-undang TPS.

Kemudian pada Kamis, 24 senator termasuk Menendez dan Rubio mengirim surat yang meminta presiden untuk menunjuk Venezuela untuk perlindungan TPS. Trump telah berusaha membatasi program, dengan mengakhiri status TPS yang diberikan kepada imigran dari Honduras, Haiti dan negara-negara lain yang dilanda perang, dan bencana alam.

Abrams mengatakan TPS kini tengah dipertimbangkan, dan ia akan membahasnya dengan Sekretaris Negara, Mike Pompeo.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement