REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Musibah kembali menyapa ibu pertiwi. Kali ini musibah banjir terjadi di wilayah Jawa Timur yang meliputi Madiun, Ponorogo, Ngawi, Trenggalek, dan Tulungagung.
"Merespons musibah tersebut, Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) langsung mengirimkan relawan dan bantuan logistik tahap pertama ke beberapa daerah terdampak. Termasuk di Desa Wonoayu, Kecamatan Pilang Kenceng, Madiun," terag Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan BMH Jawa Timur, Imam Muslim, melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (8/3).
Bantuan tersebut langsung dierima oleh Sekretaris Desa Wonoayu, Siswanto. "Di sini ada 280 kepala keluarga (KK). Sebagian besar rumah warga terendam banjir hingga 2 meter. Dan, saat ini warga mengungsi ke tempat yang lebih aman," ujarnya.
Atas gerak cepat Laznas BMH mengirimkan relawa dan bantuan logistik, Siswanto mengucapkan terma kasih. "Kami sampaikan terimakasih kepada BMH, kiriman bantuan relawan dan logistik sungguh sangat berarti bagi kami," imbuhnya.
Bersama warga, eelawan Lazas BMH membantu evakuasi hewan ternak warga di Desa Wonoayu, Madiun.
Muslim mengemukakan, sampai saat ini, masa tanggap darurat para pengungsi sangat membutuhkan selimut, tikar, bahan makanan cepat saji, perlengkapan wanita dan bayi.
"Saat ini relawan masih terus membantu warga korban banjir. Dari kemarin sampai hari ini bersama warga direncanakan akan melakukan evakuasi terhadap hewan ternak warga. Sementara itu, sebagian lainnya menyiapkan kebutuhan logistik lanjutan sembari menyiapkan relawan lain untuk membantuk daerah lain yang terkena musibah banjir," tutup Muslim.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Suban Wahyudiono mengungkapkan, intensitas hujan yang tinggi sejak 5 Maret 2019 menyebabkan 15 kabupaten/ kota di Jawa Timur mengalami banjir. Semua kabupaten/kota yang terendam banjir adalah yang berada di bagian barat Jawa Timur.
Suban mengatakan wilayah itu seperti Magetan, Ponorogo, Kabupaten dan Kota Madiun, Trenggalek, Ngawi, Nganjuk, Bojonegoro, Kediri, dan lain sebagainya. Suban menjelaskan, dari semua kabupaten/kota yang terendam banjir, yang terparah adalah Kabupaten Madiun.