REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Wakaf Indonesia (BWI) menargetkan terbentuknya sistem informasi wakaf yang menyeluruh. Target tersebut muncul sebagai salah satu bahasan Indonesia Wakaf Summit (IWS) 2019 di Jakarta pada Selasa (5/3) lalu.
"Langkah strategis yang terus diupayakan ialah edukasi, sosialisasi, dan literasi wakaf," kata Ketua Divisi Humas BWI, Atabik Luthfi, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, di Jakarta, Jumat (8/3).
Ia mengatakan BWI memberikan edukasi ke perguruan tinggi melalui WGTC (wakaf goes to campus). Rencananya, kegiatan itu akan dilaksanakan pada akhir Maret di Yogyakarta.
Selain itu, BWI menerbitkan buku dan jurnal, serta membuat lomba karya tulis ilmiah. Pihaknya juga bekerjasama dengan Bank Indonesia dalam menerbitkan WCP (Wakaf Core Principal).
Dalam langkah sosialiasi, BWI membuat program GISWAF (Gerakan Indonesia Sadar Wakaf) bekerjasama dengan BI dan UNIDA Gontor. Melalui berbagai media elektronik, BWI juga menyiapkan studio mini wakaf.
"Insya Allah April ini yang kedua sosialisasi GISWAF di Kalimantan Timur," ujarnya.
Di bidang literasi, BWI membuat focus group discussion (FGD) dengan akademisi dan pakar di berbagai perguruan tinggi. Selain itu, ia mengatakan pihaknya bekerjasama dengan kementerian agama untuk menyiapkan kurikulum wakaf untuk beberapa segmen sekolah.
Luthfi menambahkan, berbeda dengan tahun lalu, Wakaf Summit tahun ini memprakarsai sekaligus mewujudkan komitmen bersama untuk menggulirkan 'Wakaf Cahaya'. Ini adalah program wakaf untuk memasok listrik bagi masyarakat pedalaman.
"Yang sudah berlangsung pemberian 22 rumah di pedalaman Karawang. Insya Allah terus berjalan ke beberapa titik pedalaman," tambahnya.