REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Dusan Tadic adalah anomali dalam kebijakan transfer pemain Ajax Amsterdam. Dikenal sebagai pemilik salah satu akademi sepak bola terbaik di Eropa, Ajax memang cenderung mengutamakan pemain muda hasil didikan akademi untuk bisa mengisi tim utama.
Jika pun mendatangkan pemain, manajemen Ajax lebih memilih mendatangkan pemain muda yang memiliki potensi untuk bisa berkembang pada masa mendatang. Namun, semua ini sepertinya tidak berlaku dalam proses transfer Tadic.
Klub asal ibu kota Belanda itu rela menggelontorkan dana sebesar 10 juta poundsterling demi bisa mendapatkan gelandang serang asal Serbia itu dari Southampton pada bursa transfer awal musim ini. Padahal, pada saat itu, Tadic telah menginjak usia 29 tahun dan dianggap gagal memberikan dampak pada performa The Saints.
Semua keanehan itu akhirnya secara perlahan terjawab pada sepanjang musim ini. Tadic menjadi salah satu pemain andalan pelatih Erik ten Hag di lini tengah Ajax. Tadic tidak pernah absen membela De Godenzonen di pentas Liga Belanda pada musim ini. Berada di lini tengah, Tadic berduet dengan Frenkie De Jong, yang juga tampil begitu impresif pada musim ini.
Sementara, De Jong bertugas untuk membaca permainan dan mematahkan serangan lawan, Tadic berkonsentrasi untuk membangun serangan. Lewat kemampuan teknik dan akurasi umpan, penggawa timnas Serbia itu menunaikan tugasnya dengan baik. Kemampuan ini dilengkapi pula dengan kualitas mencetak gol. Dari 23 kesempatan tampil di Eredivisie, Tadic mencatatkan tujuh asisst dan 16 gol buat Ajax.
Pun di arena Liga Champions. Di kompetisi tertinggi klub-klub Eropa itu, Tadic juga mampu tampil begitu apik. Laga leg kedua babak 16 besar di markas Real Madrid, Santiago Bernabeu, Selasa (5/3) waktu setempat, menjadi pertunjukan teranyar Tadic. Di tengah-tengah penampilan para penggawa Ajax yang tampil begitu percaya diri di kandang juara bertahan Liga Champions itu, Tadic memang terlihat begitu menonjol.
Salah satu aksi paling menyita perhatian adalah saat Tadic mengawali gol kedua Ajax. Mendapatkan bola di lini tengah, Tadic merangsek ke lini pertahanan Los Blancos. Aksi ini dilengkapi dengan trik Marseille spin atau Zidane Roullete yang dilakukannya terhadap gelandang Real Madrid, Casemiro.
Dengan begitu percaya diri, Tadic menahan bola dengan kaki kiri dan kemudian mengalihkannya ke kaki kanan dengan cepat sambil memutari badan Casemiro. Casemiro, gelandang asal Brasil, itu hanya bisa berdiri tanpa bisa berbuat banyak untuk memutus rangkaian gerakan cepat Tadic tersebut.
Trik mengecoh lawan ini memang memiliki banyak nama. Namun, salah satu pemain yang sering melakukannya adalah mantan gelandang timnas Prancis dan gelandang Real Madrid, Zinedine Zidane, saat masih aktif bermain.
Karena itulah, trik ini juga kerap disebut Zidane Roullete. Tadic pun mengakui, mantan gelandang serang Juventus itu merupakan salah satu idola masa kecilnya. ''Pemain idola saya adalah Zinedine Zidane. Semua yang dilakukannya begitu sempurna. Pada saat kecil, setelah saya menyaksikannya di televisi, saya akan segera berlari di jalanan Serbia dan menirukan semua gerakannya,'' kata Tadic dalam sebuah wawancara dengan NBC Sports, beberapa waktu lalu.
Gerakan inilah yang akhirnya menjadi salah satu momen kunci dalam keberhasilan Ajax mengejar defisit dua gol di leg pertama babak 16 besar dan akhirnya memastikan tempat di fase perempat final Liga Champoions. Tadic menutup laga di Santiago Bernabeu dengan torehan satu gol dan dua assist, sekaligus menempatkannya berada di posisi teratas pemain yang paling banyak terlibat dalam proses terjadinya gol di Liga Champions musim ini, dengan catatan enam gol dan tiga assist.
Apresiasi terhadap penampilan Tadic di laga itu diberikan kepada salah satu media terkemuka asal Prancis, L'Equippe. Tadic mendapatkan nilai sempurna, 10 dari 10, atas penampilan di Santiago Bernabeu.
Selama ini, L'Equippe, terkenal ''pelit'' dalam memberikan penilaian pada penampilan seorang pemain di sebuah laga. Sebelum Tadic, hanya ada delapan pemain yang pernah mendapakan nilai sempurna dari L'Equippe, termasuk Lionel Messi yang sempat dua kali mendapatkan nilai sempurna.
''Mungkin itu adalah penampilan terbaik saya di sepanjang karier saya. Kami berhasil mengalahkan tim terbaik di dunia. Saya begitu bangga, dan saya kira, kami telah memberikan kebahagian kepada banyak orang pada malam ini,'' jelas Tadic seperti dikutip Reuters.