Jumat 08 Mar 2019 14:18 WIB

TKD Jokowi-Maruf: Fitnah Kian Masif Serang Paslon 01 di Aceh

Fitnah paling banyak terhadap Jokowi terkait isu keagamaan.

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Nashih Nashrullah
 Ketua TKD Aceh Irwansyah (tengah)
Foto: Republika/ Mas Alamil Huda
Ketua TKD Aceh Irwansyah (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH – Tim Kampanye Daerah (TKD) Aceh Jokowi-Ma'ruf menyebut fitnah terhadap pasangan calon nomor urut 01 tersebut di Serambi Makkah terkoordinasi dan sistematis. Fitnah yang disebar melalui media sosial hingga door to door kian masif jelang pemilihan presiden (pilpres) April mendatang.

Ketua TKD Aceh Irwansyah mengatakan, upaya meluruskan fitnah terus dilakukan tim. Namun, dia mengaku penyebaran hoaks berisi fitnah terhadap Jokowi-Ma'ruf terus menerus terjadi. 

Baca Juga

"Mereka menggunakan dengan banyak cara. Mulai melalui medsos hingga langsung ke masyarakat," kata dia di Meulaboh, Aceh, Jumat (8/3).

Menurut dia, fitnah paling banyak dilancarkan ke Jokowi khususnya terkait isu keagamaan. Isu ini, kata Irwansyah, lebih cepat ditangkap masyarakat Aceh. 

Ketua Partai Nanggroe Aceh ini mengaku, tak mudah untuk mengklarifikasi masifnya fitnah ini. Namun, upaya pelurusan informasi bohong alias hoaks tersebut terus dilakukan.

Irwansyah mengatakan, selain door to door, pemuka agama dan tokoh masyarakat dilibatkan untuk mengklarifikasi hoaks tersebut. Dia mengajak semua pihak untuk berkontestasi secara adil dan tanpa fitnah di Pilpres 2014.

Selain untuk menghindari gesekan di tengah masyarakat, kontestasi tanpa fitnah dengan mengedepankan ide dan program kerja akan memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. 

"Ada hal secara politik yang harus diubah. Tidak boleh memfitnah seperti ini. Yang penting para pihak mengedepankan secara damai," ujar dia.

Masifnya fitnah terhadap Jokowi-Ma'ruf di Aceh mendapat perhatian khusus dari Kiai Ma'ruf. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut mengutus Wakil Ketua MUI Lukmanul Hakim untuk mengklarifikasi fitnah-fitnah yang terjadi. 

Di hadapan para ulama dan pengurus pesantren di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Diniyah Islamiyah, Kecamatan Lamno, Kabupaten Aceh Jaya, Lukmanul Hakim mengatakan, dirinya diperintah Kiai Ma'ruf di tengah maraknya fitnah terhadap Jokowi. Salah satu fitnah yang paling kuat adalah bahwa Jokowi tak cinta atau memusuhi Islam.  

"Bagaimana mungkin Pak Jokowi memusuhi Islam kalau cawapresnya saja seorang ulama Islam? Pak Jokowi yang menetapkan Hari Santri," kata dia. 

Dia mengatakan, semua fitnah soal Jokowi benci Islam adalah sama sekali tak benar. 

Lukmanul menilai, Pemilu 2019 adalah pesta demokrasi. Seyogianya pesta, maka semua orang seharusnya bergembira. Namun belakangan, pesta demokrasi justru diisi berita bohong dan fitnah.

"Kalau sudah begitu kan ini bukan lagi pesta. Sudah berbahaya. Maka itu kami mengharapkan para ulama Aceh bisa membersihkan juga fitnah dan hoaks itu agar kita kembali ke kesejatian pesta demokrasi," ujar dia.  

Pengasuh Pondok Pesantren Budi, Tengku Haji Asnawi, mengatakan  dalam ajaran Islam tak boleh melakukan fitnah. 

Dia mengajak masyarakat Aceh untuk tidak mudah percaya hoaks. Tengku Asnawi mengajak semua pihak saling menghormati meski berbeda pilihan politik dalam pilpres.  

"Nggak boleh fitnah-fitnah, nggak boleh kabar hoaks itu nggak boleh. Kita akan sampaikan pada masyarakat di sini," ujar dia.

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristianto, mengatakan, mendatangi ulama-ulama di Aceh adalah sebagai salah satu upaya untuk meluruskan masifnya hoaks terhadap pasangan nomor urut 01. 

Dia berharap para ulama dan tokoh masyarakat Aceh untuk turut melawan  hoaks.

"Seluruh ulama bergerak dan bertemu dengan para tengku, pemimpin dayah dan mereka menyatakan untuk bersama-sama kami," ujar Hasto.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement