Jumat 08 Mar 2019 15:30 WIB

Turun ke Jalan, Perempuan Aceh Serukan Pemilu Damai

Peringati Hari Perempuan, perempuan Aceh turun ke jalan tuntut pemilu bersih.

Aktivis perempuan membawa poster pada aksi unjuk rasa memperingi hari perempuan sedunia 2019 di Banda Aceh, Aceh, Jumat (8/3/2019).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Aktivis perempuan membawa poster pada aksi unjuk rasa memperingi hari perempuan sedunia 2019 di Banda Aceh, Aceh, Jumat (8/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Puluhan perempuan Aceh turun ke jalan untuk memperingati Hari Perempuan se-Dunia, Jumat. Dalam unjuk rasa itu, mereka menyerukan penyelenggaraan pemilu bersih dan bebas dari praktik politik uang.

"Kami menuntut agar pemilu serentak 2019 bersih dari segala bentuk intimidasi dan bebas politik uang," kata orator aksi, Darwati Gani di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh.

Baca Juga

Hari perempuan se-dunia yang diperingati tiap 8 Maret di Aceh pada tahun ini mengusung tema melawan kekerasan seksual dan mewujudkan pemilu bersih untuk Aceh hebat.

Puluhan peserta aksi damai tersebut di Halaman Masjid Raya Baiturrahman (MRB), Banda Aceh membawa spanduk bertuliskan, dukung pemilu bersih, sahkan RUUPKS, penuhi hak-hak perempuan Aceh dan tempatnya perempuan adalah di rumah, rumah aspirasi rakyat. Poster lainnya bertuliskan, perempuan sehat Aceh kuat, perempuan cerdas Aceh gemilang.

Aksi damai itu mendapat pengawalan dari kepolisian. Peserta aksi kemudian berjalan kaki dari MRB menuju Bundara Simpang Lima Banda Aceh.

photo
Aktivis dan politisi menggelar aksi unjuk rasa memperingati hari perempuan sedunia 2019 di Banda Aceh, Jumat (8/3/2019).

Darwati juga mengajak perempuan di provinsi paling barat Indonesia itu untuk terus menyuarakan keadilan dan memilih perempuan yang punya kapasitas pada pemilu serentak 17 April 2019.

"Pemilu harus bersih dari ketidakadilan bagi perempuan. Perempuan yang mencalonkan diri sebagai legislatif tidak hanya dimanfaatkan oleh partai politik tertentu melainkan mampu bersaing memperjuangkan hak-hak perempuan di seluruh Aceh," ujarnya.

Orator lainnya, Suaraya, mengaku prihatin terkait kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dan anak. Ia berharap kasus seperti itu segera berakhir.

Aksi damai Hari Perempuan se-dunia tersebut diikuti berbagai perwakilan organisasi antara lain Balai Syura Ureung Inong Aceh, Organisasi masyarakat sipil Aceh, Flower Aceh dan RRUP. Selain itu, juga Serikat Inong Aceh, SeIA, KPI Aceh, PKBI Aceh, AWPF, Puan Addisa, RPPA, Natural Aceh, FKPAR, SP Aceh, LBH Apik Aceh, dan pulahan mahasiswi dari sejumlah perguruan tinggi di Banda Aceh.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement