REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapendam XVII/Cenderawasih Kol Inf Muhammad Aidi mengakui kendala terberat bagi pasukan TNI-Polri di Papua adalah medan. Karena luasnya Papua kata dia, tiga kali dari pulau Jawa.
"Kendalanya alam, karena mereka (KKSB) yang menguasai alam," kata Aidi dalam sambungan telepon pada Jumat (8/2).
Menurut Aidi, bagi KKSB hutan Papua laiknya sebuah kota. Sehingga dalam pengejaran mereka bisa berpencar ke mana pun dan bisa kumpul kembali dititik tertentu tanpa kesulitan.
"Kalau kita kan tidak menguasai alam, mereka bergerak secara grilya artinya kalau mereka merasa lemah mereka menghilang kemudian kalau merasa kuat dan kita lengah mereka akan menyerang. Jadi inisiatif ada di mereka kita hanya menunggu," jelasnya.
Sinergi TNI-Polri di Papua kata dia, tidak pantang mundur. Serta TNI menurutnya, selalu menjadi garda terdepan dalam ketika dalam situasi darurat.
"Dalam kondisi darurat apapun TNI akan selalu tampil di garda terdepan mengambil alih. Contoh yang terjadi pada saat KLB Asmat, nah itu kan darurat jadi TNI turun, begitu situasi sudah kita kuasai kita serahkan lagi ke kementrian kesehatan, Kemensos. Sama dengan ini juga," jelasnya.
KKSB lanjutnya, tidak pernah mengharapkan adanya pembangunan dalam bentuk apapun di Papua. Namun TNI-Polri ungkapnya tetap akan bersinergi melanjutkan pembangunan jalan transpapua yang sempat terhenti pasca kejadian penyergapan dan penyerangan beberapa waktu lalu.
"Mereka kan tidak mau menerima pembangunan dalam bentuk apapun, sementara kita tidak akan mundur dan tetap melanjutkan pembangunan itu," tegasnya.
Bahkan saat ini ungkap Aidi, 600 personel TNI telah tiba di Papua dan siap melanjutkan pembangunan transpapua yang sempat terhenti. Karena tidak ada lagi pekerja maupun karyawan yang mau ditempatkan di Papua untuk melanjutkan pembangunan, sehingga anggota TNI sendiri yang akan membangun jalan tersebut.
"Kontraktor Istaka karya karyawannya tidak berani lagi masuk ke dalam jadi dalam kondisi darurat seperti itu TNI maju sebagai garda terdepan untuk melanjutkan pembangunan. Jadi nanti pembangunan akan dilanjutkan TNI," katanya.
Menurut Aidi, ada 21 titik jembatan yang akan dilanjutkan oleh TNI. Meskipun untuk tenaga ahli tetap dari kontraktor sedangkan pengerjaan lapangan seluruhnya oleh pasukan TNI. Barulah nanti ujarnya, ketika kondisi sudah aman dan kondusif akan kembali diserahkan kepada masyarkat sipil. Seperti untuk perawatan dan pemeliharaannya.