Jumat 08 Mar 2019 18:40 WIB

Masih Ada 1,8 Juta Rumah Tangga Belum Teraliri Listrik

LTSHE dipakai karena beberapa daerah belum ada infrastrukturnya.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Lampu tenaga surya
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Lampu tenaga surya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mempercepat target ratio elektrifikasi hingga akhir tahun ini. Catatan Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi energi (EBTKE) menyebutkan masih ada 1,8 juta rumah tangga yang belum teraliri listrik.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Rida Mulyana menjelaskan pemerintah berupaya agar akhir tahun ini rasio elektrifikasi bisa menyentuh angka 99,9 persen. Ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai target tersebut.

Baca Juga

Pertama, pemerintah bekerja sama dengan PLN untuk menghubungkan jaringan dan pemasangan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE). Dia mengatakan, LTSHE dipakai karena beberapa daerah belum ada infrastrukturnya, atau tiang listrik milik PT PLN dan akses jalan yang belum memadai.

“Faktor alam karena medan perbukitan misalnya. NTT misalnya, (daerahnya) berbatu untuk pasang tiang menara, cost tinggi jadi perlambat juga, akses jalan juga makanya kita tergantung juga ke pemda atau pemprov. Kan kita perlu angkut barang-barang, kalau tidak ada akses, gimana?" ujar Rida di ESDM, Jumat (8/3).

Dia merinci, jumlah yang akan dialiri listrik menggunakan LTSHE setidaknya ada 213.110 RT. Sedangkan yang memakai jaringan PT PLN ada 1.620.512 RT. Jumlah 1.620.512 RT ini dibagi menjadi dua golongan. Sebanyak 627.671 RT diketahui mampu, dan 992.841 RT masuk ke dalam kategori RT miskin. Mereka sampai saat ini belum menikmati listrik.

Ia berharap dengan LTSHE setidaknya fasiltas llistrik untuk masyarakat bisa terpenuhi terlebih dahulu. "Untuk LTSHE capaiannya di 2017 sudah terpasang bagi 79.556 KK (lima provinsi), dan 2018 ini ada tambahan 172.996 KK (16 provinsi). Target di 2019 nanti akan ada lagi sekitar 100.000 unit LTSHE yang akan dibagikan bagi masyarakat belum berlistrik di 22 provinsi)," ujar Rida.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement