Sabtu 09 Mar 2019 01:50 WIB

BI Dorong Pertumbuhan Ekonomi Sulut

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara tercatat 6,01 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Kegiatan peningkatan Indeks Pertanian (IP) padi di Desa Binjeita, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara.
Foto: Humas Balitbangtan
Kegiatan peningkatan Indeks Pertanian (IP) padi di Desa Binjeita, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) terus mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara. Berdasarkan keterangan tertulis BI, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulut tahun 2018 mencapai angka 6,01 persen di atas pertumbuhan nasional. Pertumbuhan ekonomi tersebut tidak lepas dari kerjasama dan sinergi Pemerintah Daerah, dengan berbagai pihak seperti BI, OJK, Perbankan, dan otoritas terkait lainnya. 

"BI akan terus memperkuat kerja sama dan sinergi dalam menjalankan kebijakan demi mewujudkan kontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi. Rencana konkrit, tindakan nyata, dan sinergi dengan berbagai pihak dapat mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan berkesinambungan," ujar Deputi Gubernur BI, Erwin Rijanto dalam serah terima jabatan (sertijab) Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulut, Jumat (8/3) di Manado.

Beberapa faktor pendorong itu diantaranya peningkatan kinerja sektor transportasi dan perdagangan, seiring dengan meningkatnya sektor pariwisata. Selain itu, pembangunan infrastruktur telah menjadikan lapangan usaha konstruksi sebagai salah satu faktor penyumbang pertumbuhan ekonomi. 

Pertumbuhan pada beberapa sektor ekonomi tersebut telah mendorong kualitas pertumbuhan ekonomi Sulut cenderung meningkat, dengan angka kemiskinan dan rasio gini berada di bawah nasional, serta indeks pembangunan manusia berada di atas nasional. Dari sektor pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara meningkat di atas target, terutama pertumbuhan wisatawan mancanegara yang tumbuh rata-rata 86 persen (yoy) selama tiga tahun terakhir.

Dalam upaya pengendalian inflasi khususnya di Sulut, BI mengembangkan klaster ketahanan pangan, antara lain klaster Bawang Merah dan Tomat Sayur di Minahasa, klaster cabe di Kepulauan Sangihe, Sitaro dan Minahasa, serta klaster Pertanian Terpadu di Bolaang-Mongondow. BI juga melaksanakan program pengembangan potensi ekonomi daerah berupa klaster Kopi dan Nanas di Kotamobagu. 

Sementara itu, dalam upaya mendorong investasi di Provinsi Sulut, BI bersama dengan Dinas dan Instansi terkait melakukan inisiasi pengembangan Regional Investor Relation Unit (RIRU). 

"Ke depan, BI akan senantiasa mengoptimalkan peran tugasnya guna menata sekaligus memperkuat peran kantor Bank Indonesia di daerah dengan memperhatikan perkembangan, tantangan, dan potensi ekonomi di wilayah setempat," tutup Erwin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement