REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Women's Day atau Hari Perempuan Internasional jatuh pada Jumat (8/3). Hari perempuan internasional adalah hari perayaan global dalam mendukung hak-hak perempuan dan menyerukan kesetaraan gender.
Mesin pencari Google turut merayakan hari perempuan internasional. Tampilan laman Google berwarna merah di dalam kotak berwarna putih, kemudian di sekitarnya terdapat beberapa kata 'perempuan' dalam beragam bahasa.
Saat gambar Google Doodle Hari Perempuan Internasional atau International Womens Day itu diklik, pengguna akan mendapati beberapa kutipan dari perempuan-perempuan inspiratif dari seluruh dunia. "Jangan katakan dirimu lemah, karena kamu adalah perempuan," kutipan petinju India perempuan, Mary Kom.
"Mimpi yang Anda impikan sendiri hanyalah sebuah mimpi. Mimpi yang anda impikan bersama adalah kenyataan," kutipan Artis Multimedia Jepang, Yoko Ono.
Di hari perempuan international, adapula yang menyerukan untuk menandatangani petisi mendukung para penyintas kekerasan seksual di Inggris. "Pada #IWD2019, saya mendorong Anda untuk menandatangani petisi dan permintaan Fern Champion agar Theresa May menjamin berkelanjutan, mendanai layanan dukungan @RapeCrisisAeandW, sehingga para penyintas kekerasan seksual dapat mengakses dukungan yang mereka butuhkan," tulis Emma Watson.
Dalam mengedepankan perempuan, Marvel Comics akhirnya memiliki superhero perempuan. Bertepatan dengan hari perempuan international, film Kapten Marvel akan dibuka Jumat ini dengan aktris pemeran utamanya bintang Brie Larson.
Pada kenyataannya, perayaan tahunan hari perempuan internasional banyak terabaikan oleh sebagian besar di banyak negara. Hari perempuan yang mengedepankan hak-hak perempuan telah kehilangan signifikansinya di negara - negara dunia.
Mengutip sejarahnya, peringatan pertama hari perempuan di tingkat nasional berlangsung di New York pada 28 Februari 1909. Kemudian, ditandai pada 8 Maret di beberapa negara Eropa pada 1914 untuk mendukung hak pilih perempuan.
Negara pertama yang menjadikan hari perempuan sebagai hari libur resmi adalah negara bekas Uni Soviet pada 1965. Sepuluh tahun ke depannya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadikan hari resmi global sebagai International Women's Day pada 8 Maret 1975 yang berfokus pada pemberdayaan perempuan.
Tanggal 8 Maret sebagai International Women's Day oleh hanya 27 negara dijadikan sebagai hari libur resmi hingga kini. Namun mayoritas dari mereka tidak melihatnya sebagai hari untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.
Selama 100 tahun terakhir, perempuan di banyak negara mendapatkan hak-hak pekerja dan perlindungan dari kekerasan, akses ke kesehatan, hak-hak seksual dan reproduksi, serta mencapai posisi kepemimpinan tertinggi.
Namun, tujuan awal untuk mencapai kesetaraan gender global sepenuhnya masih jauh. Perempuan di banyak negara masih menjadi korban sunat perempuan atau female genital mutilation (FGM). Perempuan juga tidak memiliki hak untuk menyerahkan kewarganegaraan mereka kepada anak-anak mereka. Perempuan juga banyak yang dibayar jauh lebih deikit daripada laki-laki.
Menurut World Economic Forum (WEF), kesenjangan gender akan membutuhkan setidaknya 108 tahun untuk ditiadakan. Perserikaran Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat, satu dari tiga perempuan menghadapi kekerasan di masa hidupnya. Sementara layanan publik, perencanaan kota, dan sistem transportasi jarang direncanakan dengan mempertimbangkan keselamatan dan mobilitas perempuan.
Setidaknya 740 juta perempuan mencari nafkah di ekonomi informal dengan akses terbatas ke perlindungan sosial, layanan publik, dan infrastruktur yang dapat meningkatkan produktivitas dan keamanan pendapatan mereka. Menurut PBB, perempuan melakukan 2,6 kali lebih banyak perawatan dan pekerjaan rumah tangga yang tidak dibayar daripada laki-laki, dengan hanya 41 persen ibu di dunia dengan bayi baru lahir yang menerima tunjangan kehamilan.
Di Indonesia, wilayah kerja perempuan masih disebut "dapur, sumur, kasur" yang oleh masyarakat perempuan tradisional perempuan Indoensia masih dipegang teguh.
Sementara dalam perayaan di negara lain, Presiden Rusia Vladimir Putin terekam menunggang kuda dengan polisi perempuan saat merayakan hari perempuan international. Putin mengatakan, perempuan semakin tertarik bekerja di lembaga penegak hukum dan lebih dari seperempat karyawan di Kementerian Dalam Negeri Rusia adalah perempuan.
Di Madrid, ratusan perempuan mengenakan pakaian dan tas ungu turun ke jalan untuk menandai hari perempuan internasional. Mereka berbondong-bondong dengan memegang spanduk bertuliskan "Sister i do believe you". Di jantung ibu kota Spanyol, para peempuan menyerukan kesetaraan gender lebih di negara itu.
"Sangat penting untuk menunjukkan hari perempuan dunia, sebab masih ada banyak celah dan masalah dalam masyarakat yang dihadapi dan perlu diatasi oleh perempuan. Kami berada dalam masyarakat patriarkal," ujar salah satu pemrotes seorang mahasiswa Abril Vilatrollol (21 tahun).
Abril mengatakan, masih menghawatirkan keselamatannya ketika pulang ke rumah di malam hari. Menurutnya, diskriminasi yang jelas sudah terpampang jelas di sektor perfilman.
Ratusan pengunjuk rasa bertambah ketika siang hari Jumat (8/3) di jalan-jalan ibu kota Spanyol. Ribuan perempuan bahkan melakukan pemogokan menuntut kesetaraan gender di tengah kesenjangan gaji, kekerasan terhadap perempuan yang meluas.