REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pauline Ngarmpring berpikir dia akan bersantai saja saat memulai hidup baru sebagai perempuan transgender setelah perubahannya pada usia 49 tahun.
Dalam tiga tahun malahan dia mencalonkan diri sebagai perdana menteri Thailand, transgender pertama di negeri itu yang menjadi kandidat. Siang-malam hari-harinya dipenuhi dengan jadwal kampanye, rapat-rapat penting serta wawancara dengan media.
Itu adalah perubahan yang tidak diperkirakan oleh mantan wartawan yang berubah menjadi promotor olah raga dan kemudian menjalani peran sebagai duta persamaan hak gender di Thailand.
"Politik merupakan minat saya sejak lama, dan sebagai laki-laki dulu saya sering diundang untuk bergabung dalam partai politik. Tetapi saya belum dalam kerangka yang tepat sampai saya berubah," ujarnya.
"Sebagai perempuan, saya merasa nyaman dan tidak ada yang perlu disembunyikan. Saya siap, tetapi apakah rakyat sudah siap menerima calon transgender?"
Thailand akan menyelenggarakan pemilihan umum pada 24 Maret, yang pertama sejak kudeta militer 2014. Persaingan tampaknya akan memperlihatkan pertikaian antara kelompok dukungan militer, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dukungan kerajaan dan pendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra yang dalam pengasingan.
Ngarmpring yang melaju dengan memakai nama Pauline adalah satu dari tiga orang calon dari partai Mahachon.
"Pencalonannya merupakan pertanda penting karena dia menantang norma-norma tradisional mengenai gender dan seksualitas," kata Anjana Suvarnanda dari kelompok Anjaree.
Thailand sudah membangun reputasi sebagai tempat yang longgar menghadapi gender dan keragaman seksual sejak homoseksual dinyatakan bukan kejahatan pada 1956.
Ngarmpring yang menjalani operasi ubah kelamin di Amerika Serikat, tinggal selama tiga tahun di negara tersebut untuk masa perubahan, dan menyebut dirinya beruntung.
"Saya beruntung karena sudah punya karir panjang dan berhasil sebagai laki-laki sebelum saya melakukan perubahan," katanya.
"Jika tidak, orang-orang transgender tidak akan mendapat peluang kerja dan terpaksa bekerja di dunia hiburan atau industri pelayanan tamu," katanya.
Diusung oleh Partai Mahachon untuk mengatur kebiajakan dan strateginya sendiri, Ngrampring mengunggah profilnya di facebook pada 8 Februari.
Dia berjalan di jalan yang padat Khlong Toey, Bangkok dan membagikan kartu nama serta memperkenalkan diri, menjawab pertanyaan dan selfie-selfie dengan para pedagang dan pembelanja. Berbusana dengan warna partai putih-biru dia ditemani pendukungnya yang membawa plakat.
"Saya tahu, pencalonan ini merupakan lambang. Saya sadar tidak akan menjadi PM sekarang," katanya.