REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Thaif juga tercatat dalam sejarah Islam karena kaum Muslim di era Rasulullah SAW pernah mengalami Perang Thaif. Setelah pasukan kaum Muslim berhasil memukul mundur pasukan tentara Hawazin dan Tsaqif dalam Perang Hunain, pasukan tentara Muslim terus mengejar mereka hingga ke Thaif. Upaya itu dilakukan untuk mematikan kekuatan kaum kafir yang selalu memerangi umat Islam.
Sebelum melarikan diri ke Thaif, pasukan Hawazin dan Tasif sempat dikejar hingga Nakhlah dab Autas. Namun, tentara kafir masih bisa melarikan diri hingga ke Kota Thaif. Di kota itulah, orang-orang Tsaqif melarikan diri. Bahkan, di kota itu pula panglima tentara Hawazin, Malik bin Auf an-Nasri, bersembunyi.
Menurut Dr Akram, Kota Thaif sangat strategis digunakan untuk melarikan diri bagi tentara musuh. Betapa tidak, wilayah itu dikelilingi perbukitan dengan pagar-pagar serta benteng-benteng pertahanan yang kokoh. Tak ada jalan yang bisa menembus ke sana, kecuali beberapa pintu yang sudah ditutup oleh orang-orang Tsaqif, tuturnya.
Mereka menutup pintu masuk ke Thaif setelah menyimpan perbekalan yang diperkirakan bisa mencukupi kebutuhan selama satu tahun dan mempersiapkan segala peralatan perang. Menurut Dr Akram, pasukan tentara Muslim sampai di Thaif pada 20 Syawal. Tentara kaum Muslim belum sempat beristirahat setelah Perang Hunain dan mengejar musuh hingga ke Nakhlah dan Authas yang dimulai pada 10 Syawal.
Menurut riwayat Urwah bin az-Zubair dan Musa bin Uqbah dalam As-Sunan al-Kubra, pasukan tentara Muslim mengepung Thaif selama belasan malam. Menurut Dr Akram, ada pula riwayat yang menyebutkan, pengepungan itu berlangsung selama 25 hari, 30 hari, dan 40 hari.
Kedatangan kaum Muslim ke Thaif melalui jalan lama, yakni dari arah selatan. Menurut Dr Akram, pasukan tentara Muslim sampai di Thaif setelah melewati Nakhlah al-Yamaniyah, kemudian Qarnul Manazil, sejauh 80 kilometer dari Makkah dan 53 kilometer dari arah Thaif. Jalur selatan dipilih karena bagian utara dipagari gunung-gunung yang sulit didaki.
Jalur selatan dipilih karena Rasulullah SAW mencoba menghalangi antara kaum Tasqif dan sekutunya dari suku Hawazin yang ada di sebelah tenggara Thaif, papar DR Akram. Dalam Perang Thaif, pasukan kaum Muslim diserang dengan anak-anak panah yang dilesatkan kaum Tasqif.
Mengurung kaum Tsaqif di Thaif membutuhkan pengorbanan yang begitu besar. Ibnu Ishaq menyebutkan, sebanyak 12 sahabat gugur dalam perang itu. Sedangkan dari musuh, hanya tiga orang yang tewas. Rasululah sama sekali tak mau membinasakan kaum Tsaqif. Beliau justru berharap agar orang-orang Tsaqif bisa ditaklukkan dan masuk Islam.
Sebab, kaum itu adalah orang-orang cerdik dan pintar. Rasulullah SAW pun berdoa: Ya Allah, berilah petunjuk bagi orang-orang Tsaqif. Hingga akhirnya, doa dan harapan Rasulullah itu tercapai. Kaum Tsaqif sempat mengirimkan utusannya menghadap Nabi SAW dan menyatakan keislamannya.