REPUBLIKA.CO.ID, Sepak bola bukan hanya olahraga yang digeluti oleh kaum pria, namun juga wanita. Masih banyak pekerjaan lain yang didominasi pria, tetapi para wanita turut ambil bagian di dalamnya.
Namun sayangnya, upah wanita di lapangan kerja, biasanya tidak sebanding dengan pria. Hari Perempuan Internasional jatuh pada Jumat (8/3), di belahan dunia, banyak dari mereka yang merayakannya sekaligus menyerukan hak-hak para wanita yang semestinya didapatkan.
Hal ini yang juga dialami ke-28 anggota tim sepak bola wanita Amerika Serikat (AS). Saat ini mereka telah mengajukan gugatan terhadap badan pemerintahan sendiri dengan tuduhan diskriminasi gender yang dilembagakan selama bertahun-tahun.
Tim sepak bola wanita ini merupakan juara dunia. Para atlet wanita mencari bayaran yang sama dengan rekan-rekan pesepak bola pria yang gagal mencapai Piala Dunia 2018.
Gugatan diajukan di pengadilan federal di Los Angeles pada Jumat. Mereka mencari upah dan perlakuan yang sama. Kelompok ini termasuk beberapa pemain terbaik di dunia seperti Megan Rapinoe, Alex Morgan, dan Carli Lloyd. Mereka juga mencari kompensasi untuk setiap pemain yang telah bermain membela AS sejak Februari 2015. Jika gugatan itu berhasil, maka Federasi Sepak Bola AS harus menelan biaya hingga jutaan dolar AS.
"Kami masing-masing sangat bangga mengenakan jersey Amerika Serikat, dan kami juga menganggap serius tanggung jawab yang menyertainya. Kami percaya bahwa memperjuangkan kesetaraan gender dalam olahraga adalah bagian dari tanggung jawab itu," kata Morgan dalam sebuah pernyataan dilansir dari laman Guardian, Sabtu (9/3).
Morgan mengungkapkan, sebagai pemain, timnya layak dibayar setara untuk pekerjaan yang mereka geluti, terlepas dari jenis kelamin. Namun sepak bola AS belum menanggapi gugatan yang diajukan pada Hari Perempuan Internasional.
Ini memang bukan pertama kalinya bagi tim sepak bola wanita AS berselisih dengan Federasi Sepak Bola AS. Pada 2016, lima pemain terkenal, Lloyd, Morgan, Rapinoe, Becky Sauerbrunn, dan Hope Solo, telah mengajukan pengaduan ke Equal Employment Opportunity Commission dengan tuduhan diskriminasi upah.
Kedua belah pihak akhirnya menyetujui penyelesaian pada 2017. Syarat-syarat kesepakatan tidak dirilis, tetapi diyakini mencakup kenaikan gaji, tunjangan per diem yang lebih baik, peningkatan manfaat perjalanan, dan peningkatan dukungan keuangan untuk pemain yang sedang hamil. Akan tetapi ini tidak dianggap menjamin upah yang sama dengan rekan-rekan pria mereka.
Tim yang akan mempertahankan gelar Piala Dunia di Prancis musim panas ini menyatakan, perbedaan antara tim wanita dan pria disebabkan oleh perjanjian kerja yang terpisah. Sebagai contoh, pemain pria mendapatkan lebih banyak uang ketika mereka bermain untuk tim nasional, tetapi hanya dibayar ketika dipilih. Sedangkan pemain wanita menerima lebih sedikit uang tetapi upah mereka dijamin. Sepak bola AS juga menunjukkan bahwa bonus dari Piala Dunia ditetapkan oleh FIFA, daripada federasi nasional.
Tetapi tidak dapat dimungkiri, tim wanita AS, yang telah memenangkan tiga Piala Dunia, dan empat gelar Olimpiade kerap diperlakukan dengan buruk. Menurut otoritas keuangan sepak bola AS, tim wanita itu menghasilkan lebih banyak pendapatan daripada rekan-rekan pria selama tiga tahun terakhir.
Kemenangan tim sepak bola wanita di final Piala Dunia 2015 adalah pertandingan sepak bola yang paling banyak ditonton dalam sejarah AS. Terlepas dari fakta-fakta itu, pelatih wanita AS, Jill Ellis, dibayar lebih rendah daripada pelatih U-23 pria hingga tahun lalu.
Pemain sepak bola wanita akan mendapatkan maksimal 4.950 dolar AS setiap permainan. Sementara pemain pria yang memiliki posisi yang sama akan mendapatkan rata-rata 263.320 atau 13.166 dolar AS setiap permainan di tingkat kompetisi.
Dalam kasus diskriminasi upah 2016 terungkap bahwa pemain pria diberikan per diem sebesar 75 dolar AS, saat bepergian ke luar negeri, sementara pemain wanita hanya mendapat 60 dolar AS. Lloyd bercanda pada waktu itu, "Mungkin mereka menganggap wanita lebih kecil dan makan lebih sedikit," ucapnya.
FIFA berencana menggandakan hadiah uang yang diberikan negara-negara di Piala Dunia wanita pada musim panas ini. Akan tetapi tetap saja jumlahnya tidak akan serupa dengan yang diterima oleh pesepak bola pria.
Serikat pekerja yang mewakili anggota tim nasional sepak bola pria AS mengeluarkan pernyataan yang mendukung upaya pesepak bola wanita untuk dibayar setara. Secara khusus, pesepak bola pria AS berkomitmen pada konsep model pembagian pendapatan untuk mengatasi 'realitas pasar' Federasi Sepak Bola AS dan menemukan jalan menuju kompensasi yang adil. "Pembagian pendapatan yang setara yang dikaitkan dengan program tim nasional pria dan tim nasional wanita adalah upaya utama kami terlibat dengan Federasi Sepak Bola AS dalam perundingan bersama," sebut pernyataan itu.