REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA -- Sebanyak 600 prajurit TNI yang berasal dari Batalion 431 Kostrad Makassar dan Batalion Zipur 8 Makassar, tiba di Pelabuhan Portsite Amamapare, Timika, Papua, Sabtu pagi (9/3). Pasukan yang akan terlibat dalam Satgas Pembangunan Jalan dan Jembatan Proyek Trans Papua di Kabupaten Nduga itu berangkat dari Makassar menuju Timika menggunakan KRI Dr Soeharso, kapal rumah sakit milik TNI-AL.
Komandan Korem 172/Praja Wira Yakti Kol Jonathan Binsar Sianipar selaku Komandan Pelaksanaan Operasi Pembangunan Jalan dan Jembatan Proyek Trans Papua memimpin langsung apel penerimaan 600 prajurit TNI dari Makassar tersebut di geladak KRI Dr Soeharso. Danrem meminta para prajurit harus siap melaksanakan tugas operasi di Tanah Papua yang dinilai sebagai bagian dari pengabdian terbaik prajurit TNI kepada bangsa dan negara.
"Saya ingatkan, kalian sudah berada di daerah operasi. Kurangi candaan yang tidak perlu," kata Kol Binsar.
Danrem mengatakan pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan proyek Trans Papua harus bisa diselesaikan tahun ini. Dari 30 jembatan yang belum terselesaikan, katanya, diharapkan lebih dari setengahnya bisa dituntaskan hingga akhir tahun.
Menyangkut situasi dan kondisi keamanan di Kabupaten Nduga, Danrem 172 menegaskan sudah sekitar 70 persen wilayah itu dikuasai oleh aparat TNI dan Polri. Meski begitu, KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) kini sedang konsentrasikan seluruh kekuatan dan persenjataannya di Nduga.
Pengiriman Pasukan TNI Pengamanan Ke Papua. Seorang prajurit TNI Angkatan Darat memeluk istrinya saat pemberangkatan pasukan Satgas ke Papua di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan.
"Jadi, saat kalian datang, mereka sudah mengetahui dan siap menyambut kalian. Saya minta, jangan ada prajurit yang lengah. Ini bukan pelesiran atau jalan-jalan ke Papua. Kalian melaksanakan tugas operasi. Saya minta kalian harus berhasil menyelesaikan tugas ini dan tidak boleh satu orang pun yang tertinggal di Tanah Papua ini," kata Kol Binsar menyemangati prajurit TNI.
Dalam melaksanakan misi operasi di Nduga tersebut, Danrem mengingatkan seluruh prajurit TNI agar melaksanakan semua prosedur militer dengan baik dan benar. "Dimana pun nanti kalian ditempatkan, semua prosedur itu harus dilaksanakan dengan baik dan benar. Tunjukkan kalian tentara profesional, bukan preman pasar. Kalian prajurit-prajurit kebanggaan TNI AD, prajurit-prajurit pejuang dan petarung," kata Kol Binsar.
Ia menambahkan, apa pun situasi dan kondisi yang nanti dihadapi di medan tugas, program pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan Trans Papua harus diselesaikan sampai tuntas. "Pasti akan ada banyak dinamika, entah itu gangguan keamanan, entah itu kondisi alam dan medan yang berat. Karena itulah kalian dikirim ke sini. Kalau situasinya aman-aman saja, cukup orang sipil dan kementerian saja yang mengerjakan proyek ini. Tapi karena kondisinya ekstrem dan luar biasa maka kalian prajurit cakralah yang dikirim ke Tanah Papua," kata Kol Binsar.
Para prajurit tersebut rencananya akan dikirim secara bertahap ke tempat penugasan di wilayah Kabupaten Nduga mulai Ahad (10/3).