REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 600 prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Pembangunan Jalan dan Jembatan Proyek Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua, akan disebar ke 21 titik di Nduga. Pembangunan jembatan akan dilaksanakan secara paralel untuk mempermudah distribusi bahan material.
"Akan disebar ke 21 titik yang tersebar di Kabupaten Nduga," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (9/3).
Aidi menjelaskan, pembangunan jembatan akan dilaksanakan secara paralel. Pembangunan akan dilakukan dari titik terdekat dari dua poros, yakni dari Wamena, Papua, dan Kenyam, Papua.
Dari satu titik akan dilanjutkan ke titik berikutnya secara bertahap hingga akhirnya bertemu di titik tengah. "Dari titik terdekat dulu kita bangun. Santi setelah selsai (baru lanjut). Supaya memudahkan mengangkut material ke titik berikutnya," jelas Aidi.
Prajurit yang tergabung dalam Satgas Pembangunan Jalan dan Jembatan Proyek Trans Papua akan memulai pekerjaan di kedua poros tadi. Menurut Aidi, 600 prajurit itu tidak langsung disebar di sepanjang wilayah pembangunan bukan hanya karena sulitnya mengangkut bahan material.
"Kalau langsung kita sebar, pertama kita kekurangan personel, kedua mengangkut bahan materialnya susah," ungkap Aidi.
Prajurit TNI yang akan melaksanakan pengamanan dan pembangunan di Kabupaten Nduga, Papua, akan mulai diberangkatkan Ahad (10/3) hari ini. Beberapa prajurit sudah dikirim lebih dulu untuk menyiapkan keperluan prajurit lainnya yang akan datang setelah mereka.
"Tadi baru tim advance-nya kita kirim. Ada beberapa orang yang akan menyiapkan segala di sana," ujar Aidi.
Aidi mengatakan pasukan lainnya sebanyak 600 prajurit akan diberangkatkan hari ini. Pemberangkatan prajurit tersebut juga dilakukan menunggu pasang-surut air sungai.
Sebab, mereka akan menggunakan kapal melalui jalur sungai menuju ke Nduga. Lama perjalanan bisa mencapai tiga hari. "Memakan waktu tiga hari (sampai ke Nduga). Satu kapal kita bisa termuat semua," ujar Aidi.
Para prajurit yang berasal dari Batalion 431 Kostrad Makassar dan Batalion Zipur 8 Makassar itu sebelumnya telah tiba di Pelabuhan Portsite Amamapare, Timika, Papua, Sabtu pagi (9/3). Mereka berangkat dari Makassar menuju Timika menggunakan KRI Dr Soeharso, kapal rumah sakit milik TNI-AL.