Ahad 10 Mar 2019 07:21 WIB

Mimpi Begum Kandas, Bayinya Kembali Meninggal

Pemerintah Inggris mencabut status kewarganegaraan Begum.

Shamima Begum
Foto: Skynews
Shamima Begum

REPUBLIKA.CO.ID, DEIR AL ZOUR -- Pertengahan Februari lalu Shamima Begum memohon bisa pulang ke Inggris. Begum yang berangkat ke Suriah pada 2015 lalu bersama kedua temannya menyesal telah bergabung dengan ISIS. Ia ingin pulang membesarkan anaknya. Saat diwawancara Times, Begum sedang hamil sembilan bulan.

Begum yang menikah dengan milisi ISIS asal Belanda mengaku sebelumnya telah memiliki dua anak. Namun keduanya meninggal dunia. Anak pertamanya, seorang perempuan meninggal pada usia 1 tahun 9 bulan, karena sakit dan kekurangan gizi. Anak tersebut dimakamkan di Baghuz satu bulan yang lalu.

Kemudian, anak keduanya yang berjenis kelamin laki-laki dan berusia delapan bulan juga meninggal dunia sekitar tiga bulan lalu karena sakit parah, dan kekurangan gizi. Bagum sempat membawa anak keduanya ke rumah sakit, namun tidak ada obat-obatan dan staf medis yang memadai.

Begum tidak ingin anak ketiga yang sedang dikandungnya mengalami hal serupa seperti kedua anak sebelumnya. Kekhawatiran tersebut yang mendorong Begum untuk meninggalkan Baghuz.

"Saya tidak bisa menanggung penderitaan dan kesulitan di medan perang, namun saya juga takut kalau anak yang dilahirkan nanti akan mati. Itu sebabnya saya ingin sekali kembali ke Inggris agar anak saya bisa terurus dengan baik, terutama dari segi kesehatan," kata Begum.

Sayang mimpi Begum tak kesampaian. Pemerintah Inggris menolak untuk menerimanya. Alih-alih menerima, pemerintah justru mencabut status kewarganegaraannya.

Sementara Bayi laki-laki anak Shamima Begum yang baru saja ia lahirkan telah meninggal. Hal itu dikonfirmasi juru bicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dukungan Amerika Serikat pada Jumat.

photo
Perjalanan Begum, wanita ISIS yang ingin pulang kampung.

Begum mengatakan dalam wawancara dengan awak media, bayinya bernama Jarrah. Begum menikah dengan Yago Riedijk, seorang petempur asal Belanda yang bergabung dengan ISIS dan menyerah kepada para petempur Suriah. Ia ditahan di pusat penahanan Kurdi di bagian timur laut Suriah.

Seorang juru bicara pemerintah Inggris mengatakan, kematian bayi itu tragis dan sangat memilukan bagi keluarga.

Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran secara konsisten mengeluarkan nasihat terhadap perjalanan ke Suriah sejak April 2011. "Pemerintah akan terus melakukan apa saja untuk mencegah orang-orang ditarik ke terorisme dan melakukan perjalanan ke zona-zona konflik yang berbahaya," kata jubir itu.

Remaja yang kini berusia 19 tahun itu meninggalkan London untuk bergabung dengan IS ketika ia berusia 15 tahun. Begum mengakui ISIS kini telah kalah.

SDF sekarang berusaha menguasai kantung kecil dan terakhir ISIS di bagian timur Suriah. Mereka memperlambat serangan atas daerah itu di Baghouz dekat perbatasan Irak untuk mengizinkan ribuan orang pergi dan eksodus telah berlangsung beberapa pekan belakangan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement