REPUBLIKA.CO.ID, PALERMO -- Seorang perempuan 64 tahun menyewa jasa empat mafia Sisilia untuk membunuh mantan kekasih yang mencuri perhiasannya. Polisi setempat mengatakan para mafia diperintahkan untuk memasukan lelaki tersebut ke dalam sebuah tembok semen saat ia masih dihidup.
Dilansir laman the Guardian, Ahad (10/3), Lamaj Astrid seorang laki-laki 41 tahun berwarga negara Albania menghilang tanpa jejak pada tahun 2013 lalu. Enam tahun kemudian dalam penyelidikan jaksa anti mafia di Provinsi Caltanisseta menemukan korelasi kasusnya dengan penemuan mayat di dalam sebuah pilar villa di Senago, beberapa kilometer dari Monza.
Jasad tersebut sudah ditemukan sejak bulan Januari lalu. Tapi pihak berwenang Italia baru mengungkapkannya pada Jumat (8/3).
Empat terduga pembunuh Astrid ditangkap di Sisilia. Mereka memiliki hubungan dengan keluarga mafia yang sangat berkuasa dari Riesi, di Caltanisseta.
Empat orang mafia tersebut dituduh melakukan pembunuhan dan menyembunyikan mayat. Setelah mengetahui jasad mantan kekasihnya ditemukan, perempuan yang dilaporkan menyewa empat orang mafia itu berusaha melarikan di melalui bandara Genoa.
Polisi Italia menangkapnya di bandara tepat sebelum ia berangkat. "Perempuan itu memiliki kontak penting dengan mafia Riesi," kata Komandan polisi kepada surat kabar Italia La Repubblica.
Menurut para penyidik perempuan tersebut tidak menerima cintanya ditolak dan tidak memaafkan Astrid karena mencuri perhiasannya. Ia lalu memutuskan untuk membalas dendam dengan menghubungi sekelompok mafia yang ia kenal di Sisilia untuk melakukan pembunuhan.
"Bos mafia akhirnya menyetujui pembunuhan tersebut untuk dilakukan, pembunuh bayaran Sisilia lalu datang ke utara Italia untuk mengeksekusi perintah," kata Komandan Polisi tersebut.
Professor sejarah kontemporer dari University of Palermo, Salvatore Lupo mengatakan tindakan menghilangkan mayat menjadi praktik yang biasa bagi mafia Sisilia. Jasad Astrid diidentifikasi berdasarkan potongan-potongan bajunya yang ada dicelah-celah dinding.
"Ini praktik yang sangat rasional karena jika mayat korban tidak ditemukan maka penyelidikan polisi menjadi lambat," katanya.
Namun, tambah Lupo, ada kalanya bos mafia ingin mayat korbanya ditemukan untuk mengirim pesan tertentu. Lupo mengatakan jika korban berbicara tentang bisnis mereka kepada polisi maka ia akan dibunuh dan mulutnya diisi batu.
"Jika korban mencuri uang atau terlalu serakah para pembunuh akan meletakan selembar uang di alat kelaminnya," kata Lupo.
Pada tahun 2009 ditemukan tengkorak laki-laki di sebuah gua di Rocca Busambra dekat Corleone. Berdasarkan tes DNA dan investigasi yang memakan waktu lama akhirnya tengkorak tersebut berhasil diidentifikasi milik anggota serikat pekerja setempat yang bernama Placio Rizotto.
Rizzoto dibunuh mafia Corleone pada tahun 1948. Menurut para penyidik pada saat itu ada puluhan jika bukan ratusan korban pembunuhan mafia yang jasadnya tidak pernah ditemukan.