REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) dan PT Kereta Commuterline Indonesia (KCI) tengah melakukan evakuasi rangkaian kereta rel listrik (KRL) rute Jatinegara-Bogor yang anjlok hari ini (10/3). Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri mengatakan hal tersebut dilakukan untuk mengupayakan operasional berjalan normal.
Zulfikri menjelaskan setelah evakuasi kereta nomor satu hingga lima dari rangkaian KRL sudah selesai dilakukan. Untuk selanjutnya, proses evakuasi tiga kereta nomor enam sampai delapan akan dilakukan dengan menggunakan peralatan berat yaitu kereta penolong dan crane.
Dia mengatakan sore tadi pukul 17.54 WIB, kereta penolong dan crane tiba di lokasi kejadian anjloknya KRL 1722 antara Stasiun Cilebut dan Stasiun Bogor. "Dengan kedatangan peralatan berat ini diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan proses evakuasi tiga kereta yang anjlok tersebut," kata Zulfikri, Ahad (10/3).
Dengan begitu, diharapkan operasional KRL besok (11/3) dapat kembali berjalan dengan normal. Saat ini, kata Zulfikri, proses pengangkutan kereta anjlok oleh crane tersebut sedang dalam persiapan pengangkutan untuk kemudian dibawa ke Stasiun Cilebut.
Zulfikri menjelaskan, proses evakuasi tersebut diperkirakan membutuhkan waktu lima hingga enam jam. "Diharapkan proses evakuasi tersebut dapat diselesaikan malam ini," tutur Zulfikri.
Dia menambahkan dengan mempertimbangkan kondisi kerusakan yang ditimbulkan akibat anjlokan KRL tersebut, pengoperasian KRL lintas Jakarta-Bogor hanya sampai Stasiun Cilebut. "Jumlah perjalanan KRL yang dibatasi hingga segala proses penanganan anjlokan kereta tersebut dapat diselesaikan oleh tim yang bertugas," ungkap Zulfikri.
Untuk itu, dia meminta maaf kepada pengguna jasa KRL atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Dia meminta pengertian untuk sementara waktu, apabila KRL beroperasi tidak sampai ke Stasiun Bogor sehingga masyarakat dapat melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan angkutan umum lainnya.