REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh hari ini, Ahad (10/3) pagi waktu Addis Ababa Kenya memiliki kesamaan dengan jatuhnya Lion Air di Indonesia beberapa bulan lalu. Keduanya sama-sama menggunakan Boeing 737 Max 8.
Harro Ranter, pendiri Aviation Safety Network, yang mengomplikasi informasi kecelakaan pesawat di dunia, mengatakan sebelumnya tidak ditemukan kerusakan di pesawat Ethiopian Airlines. Pendapat Ranter mengutip pernyataan dari CEO Ethiopian Airlines.
"Susah untuk melihat ada paralelnya (jatuhnya Ethiopian Airlines) dengan Lion Air," katanya, dikutip dari AP.
Pesawat Ethiopian Airlines tergolong baru karena dikirimkan ke maskapai tersebut November lalu. Ethiopian Airlines juga dikenal sebagai salah satu maskapai yang paling baik pengelolaannya di Afrika. Ambisinya adalah menjadi pembuka gerbang ke Afrika dan dikenal sebagai pembeli awal model Boeing tersebut.
"Ethiopian Airlines adalah salah satu maskapai teraman dunia. Di saat ini kita tidak bisa mengesampingkan apapun," ujar CEO Tewolde Gebremariam.
Belum bisa dipastikan apa yang menyebabkan jatuhnya Ethiopian Airlines. Insidennya cukup mirip dengan Lion Air yang tahun lalu jatuh ke laut dengan penumpang 189 orang. Kedua peristiwa sama-sama melibatkan Boeing 737 Max 8 dan terjadi beberapa menit setelah lepas landas.
Pilot Ethiopian Airlines sempat mengirimkan sinyal bantuan. Ia juga sempat diberi konfirmasi untuk kembali ke bandara, ujar CEO maskapai ke media.
Apa yang terjadi dengan Lion Air di Indonesia hingga kini belum disimpulkan hasil pastinya. Namun hari-hari setelah kecelakaan Boeing mengirimkan notifikasi ke maskapai kalau isu sensor bisa menyebabkan pesawat secara otomatis menukik ke bawah. Notifikasi mengingatkan pilot akan prosedur untuk menangani situasi.
Data rekaman kokpit Lion Air menunjukkan kalau indikator pesawat sempat malfungsi di empat penerbangan terakhirnya. Maskapai namun mengatakan masalah dengan pesawat sudah diperbaiki sebelum lepas landas dari Jakarta.
Pakar keselamatan mengingatkan untuk tidak menarik kesimpulan antara dua kejadian, di Etiopia dan Indonesia, secara dini sebelum diketahui hasil investigasi. Insiden jatuhnya pesawat di Etiopia tentunya meningkatkan kewaspadaan akan terbang dengan Boeing 737 Max 8.