Senin 11 Mar 2019 01:05 WIB

Kemenhub Diminta Awasi Ketat Penggunaan Boeing 737 Max 8

Kemenhub perlu awasi karena kesamaan pola jatuhnya Ethiopian dengan Lion Air

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
CEO Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam, melihat puing-puing dari pesawat yang meledak tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa, Etiopia, Ahad (10/3).
Foto: Facebook Ethiopian Airlines via AP
CEO Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam, melihat puing-puing dari pesawat yang meledak tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa, Etiopia, Ahad (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat penerbangan Alvin Lie meminta Kementerian Perhubungan mengawasi ketat Boeing 737 Max 8 setelah jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines. Apalagijenis pesawat yang jatuh Ahad (10/3) ini memiliki jenis sama Lion Air PK-LQP.

"Kemenhub perlu mencermati kecelakaan ini dan tidak ragu larang terbang sementara semua B737 Max 8 di Indonesia, demi mencegah terjadinya kecelakaan lagi," kata anggota Ombudsman bidang transportasi kepada Republika.co.id, Ahad (10/3) malam.

Baca Juga

Alvin mengakui, hingga saat ini belum diketahui penyebab kecelakaan pada B737 Max 8 Ethiopian Air yang jatuh Ahad (10/3). Hanya saja, pesawat tersebut jatuh dengan pola yang sama kecelekaan yang sama dengan B737 Max 8 Lion Air pada Oktober lalu.

"Kemenhub perlu terus ketat mengawasi pengoperasian B737 Max 8 di Indonesia, sambil memantau penyelidikan penyebab kecelakaan B737 Max 8 Ethiopian Air," kata Alvin.

Kalau memang benar ada kesamaan penyebab kecelakaan dengan Lion Air PK-LQP, Alvin menegaskan, Kemenhum perlu membuat larangan terbang. Kondisi itu harus diberlakukan hingga Boieng melakukan perbaikan terhadap sistem yang menyebabkan terjadinya dua kecelakaan fatal dalam lima bulan terakhir.

"Apabila penyebabnya serupa dgn PK-LQP, akan jadi tantangan berat bagi Boeing untuk segera menemukan sumber masalah dan memperbaiki rancang bangun B737 Max 8," ujar Alvin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement