Senin 11 Mar 2019 14:02 WIB

Pemerintah RI Segera Tentukan Sikap Terkait Boeing 737 MAX 8

Cina meminta maskapainya menghentikan sementara penggunaan pesawat Boeing 737 MAX 8

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan
Foto: Republika/Edi Yusuf
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pemerintah segera menentukan sikap terkait pesawat Boeing 737 MAX 8. Hal itu dilakukan setelah jatuhnya pesawat dengan tipe yang sama dialami Maskapai Etiopia pada Ahad (10/3).

Luhut mengatakan akan melakukan pertemuan membahas hal tersebut dengan pihak terkait. “Tadi malam saya sudah bicara dengan Menteri Perhubungan, kami akan dengar dulu beberapa laporan,” kata Luhut, Senin (11/3).

Baca Juga

Dia menjelaskan laporan tersebut juga termasuk juga investigasi dari Maskapai Etiopia mengenai penyebab kecelakaan tersebut. Setelah itu, kata dia, pemerintah segera menentukan sikap terkait penggunaan pesawat Boeing 737 MAX 8.

Saat ini, setelah jatuhnya pesawat Maskapai Etiopia, Cina meminta maskapainya untuk menghentikan sementara penggunaan pesawat Boeing 737 MAX 8. Terkait sikap Indonesua, Luhut memastikan apapun dapat dilakukan.

“Apa saja bisa, mungkin tergantung laporan yang diteirma. Saya kira besok kita akan rapatkan itu dan bagaimana kita lihat,” tutur Luhut.

Saat ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih nelakukan pengawasan terhadap pesawat Boeing 737 MAX 8. Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Pola B Pramesti mengatakan selain pengawasan juga berkoordinasi dengan pihak terkait pascakecelakaan Ethiopian Airlines dengan pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 juga kemarin (10/3).

"Kami tetap bekerja sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Boeing, maupun lembaga penerbangan dunia seperti Federal Aviation Administration (FAA) untuk terus melakukan evaluasi terkait kecelakaan pesawat jenis Boeing 737 MAX 8," kata Polana, Senin (11/3).

Polana menjelaskan kerja sama tersebut dibutuhkan dalam peningkatan teknik operasional pesawat tersebut yang saat ini juga masih digunakan oleh Lion Air dan Garuda Indonesia. Dia menambahkan hal tersebut juga sebagai tindak lanjut Kemenhub terhadap operasional pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 selanjutnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement