REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Jalur pendakian Gunung Rinjani melalui pintu Sembalun di Kabupaten Lombok Timur dan pintu Senaru di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) akan kembali dibuka dalam waktu dekat. Sebelumnya, dua pintu masuk utama jalur pendakian Gunung Rinjani ditutup lantaran dampak gempa yang melanda Lombok tahun lalu.
Setiap tahunnya, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) rutin menutup jalur pendakian pada Januari hingga Maret lantaran kondisi cuaca. Namun, pascagempa, kondisi jalur pendakian belum normal. Ia memprediksi jalur baru akan kembali seperti semula pada akhir 2020 atau 2021.
Kepala Balai TNGR Sudiyono mengatakan, Balai TNGR akan melakukan rapat persiapan teknis evaluasi jalur pendakian dan juga survei lapangan bersama TNI, Polri, PVMBG, BPBD, Basarnas, BMKG, trek organizer, dan porter di Kantor Balai TNGR, Kota Mataram, NTB, pada Selasa (12/3) besok. Sudiyono menyampaikan mereka juga akan melakukan survei jalur pendakian pada Rabu (13/3).
"Supaya ada keputusan bersama agar segala risiko kita tanggung bersama saling evaluasi karena sama-sama kita melihat kondisi di lapangan," ujar Sudiyono kepada Republika di Mataram, NTB, Senin (11/3).
Sudiyono menyampaikan, jalur pendakian Gunung Rinjani melalui pintu Sembalun dan Senaru kemungkinan besar akan kembali dibuka pada April. Namun, lanjut Sudiyono, Balai TNGR belum bisa memutuskan sejauh mana jalur pendakian akan dibuka lantaran harus melihat kondisi lapangan dan rapat bersama sejumlah pihak.
"Insya Allah April dibuka tapi sampai mana itu belum tahu karena kalau sampai ke Segara Anak nanti baru dievaluasi," lanjut Sudiyono.
Sudiyono menilai, jalur pendakian memang akan segera dibuka meski kemungkinan besar belum secara menyeluruh. Sudiyono menilai, jalur pendakian Gunung Rinjani baru benar-benar akan normal pada akhir 2020 atau 2021 mengingat dampak kerusakan yang diakibatkan bencana gempa tahun lalu.