REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) mengapresiasi bebasnya Siti Aisyah, seorang warga negara Indonesia (WNI), dari jeratan hukuman di Malaysia. Sebelumnya, Siti Aisyah dituding terlibat dalam pembunuhan King Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un.
Lebih lanjut, PBNU meyakini kebebasan Siti Aisyah diperoleh dengan penuh perjuangan yang dilakukan pihak-pihak terkait, utamanya pemerintah RI.
"Sebagai lawyer (pengacara), saya percaya putusan ini diperoleh dengan penuh perjuangan. Justice for all (keadilan untuk semua). Keadilan layak diterima oleh setiap orang. Tak pandang bulu," kata Ketua PBNU bidang Hukum, HAM dan Perundang-Undangan Robikin Emhas dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (11/3).
Robikin beranggapan, Siti Aisyah tidak berniat membunuh Kim Jong-nam. Perbuatannya tidak lebih dari sekadar adegan-adegan dalam sebuah reality show, tetapi kemudian menyebabkannya berstatus terdakwa sebelum akhirnya dibebaskan.