REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat, pada Ahad (10/3), menyerang wilayah kantong ISIS terakhir di Suriah timur. Serangan itu untuk memusnahkan jejak terakhir kekhalifahan ISIS yang pernah mencakup sepertiga Irak dan Suriah.
Meski wilayah kantong Baghouz menjadi bagian terakhir kawasan berpenduduk yang dikuasai ISIS, kelompok tersebut masih dianggap sebagai ancaman keamanan besar. Hal itu lantaran mereka berada di wilayah terpencil di tempat lain dan mungkin meluncurkan serangan gerilya.
SDF, yang dipelopori milisi YPG Kurdi, bergerak menuju wilayah kantong ISIS selama beberapa pekan. Namun beberapa kali menahan diri untuk memungkinkan evakuasi warga sipil, yang kebanyakan terdiri dari istri dan anak-anak para anggota kelompok ISIS.
Kepala kantor media SDF Mustafa Bali mengatakan tidak ada lagi warga sipil yang keluar dari wilayah kantong di perbatasan Irak sejak Sabtu. Pihaknya juga tidak mengawasi lagi warga sipil di area tersebut. Dengan pertimbangan itulah, SDF meluncurkan serangan.
"Operasi militer dimulai. Pasukan kami kini sedang bertempur dengan pelaku teror. Serangan dimulai," kata dia.
Dalam beberapa bulan terakhir, sudah puluhan ribu orang keluar dari wilayah rahasia yang dikuasai ISIS. Bali menuturkan bahwa lebih dari 4.000 milisi menyerahkan diri kepada SDF selama sebulan terakhir.
Sebelumnya pada Ahad, koresponden Reuters menyaksikan pasukan SDF memasuki wilayah Baghouz setelah kelompok ISIS mundur dari wilayah tersebut. Mereka mengumpulkan sejumlah amunisi dan senjata yang ditinggalkan oleh ekstremis.